Rabu, 16 September 2009

sebuah kotak untukmu

Who, like the moon, unblemished, pure,
is clear and limpid, and in whom
delights in being a consumed,
that one I call a Brahmin True.
(Chapter 26, The Brahmana, Verse 413: Learning The Charm)




: untuk Bram Seto


terlahir sebagai putra Ayah dan Bunda
dan sebuah nama sebagai anugerah
melekat serupa nama dewa: Brahmana
serupa asa melekat dalam jiwa

dan menjadi sahabatmu adalah hadiah terindahku
memahami dirimu adalah tugas terbesarku
memasuki hidupmu adalah anugerah terindahku
melangkah bersamamu adalah pelajaran terhebatku

berbagi tawa bersamamu adalah kebahagiaan bagiku
berbagi tangis bersamamu adalah kehormatan bagiku
berbagi kisah bersamamu adalah kebanggaan bagiku

kau telah menjadi teman, berbagi senyuman
kau telah menjadi sahabat, berbagi dekat
kau telah menjadi guru, berbagi ilmu

ketika usiamu beranjak
aku hanya mampu memberi beberapa baris sajak
itu pun jika memang pantas disebut sajak
sebagai balasan atas kata-kata bijak
yang tertinggal serupa jejak-jejak

ketika usiamu makin dewasa
aku hanya mampu menyebut namamu di setiap doa
itu pun jika memang pantas disebut doa
sebagai balasan bagi jiwa yang selalu terjaga
serupa malaikat penjaga

ketika usiamu makin beranjak
padamu, aku menitipkan sebuah kotak
bukalah ketika hatimu sudah tak lagi bergejolak
dan aku selalu menunggu serupa kanak-kanak
yang enggan beranjak ketika melihat coklat sekotak










(17 September 2009)

"happy birthday, Ako Bram...."

Tidak ada komentar: