Kamis, 30 April 2009

main-main dengan kata

tuhan
hantu
tuhan memberiku rumah
dalam rumah ada hantu
hantu dalam rumah serupa tuhan
tuhan memberi hantu dalam rumahku

hiiiiiiiii, takut!!!

hahahahahahahahaha
maaf, ini hanya permainan kata-kata

catatan akhir tentangmu

: untuk lelaki di masa lalu


malam ini,
telah kuhapus namamu dalam setiap jejakku....

esok,
akan kuhapus dirimu dalam setiap catatan hatiku....

lusa,
akan kuhapus wujudmu dalam setiap ingatanku....

dan, kutinggalkan dirimu
dengan angkuhmu,
selamanya....

semoga berbahagia
dengan cinta barumu....

kembali ke sini

kembali ke sini
langkah yang pernah terhenti
di antara hati yang teriris perih

kembali ke sini
langkah yang pernah terhenti
mencari asa yang tak kian pasti

kembali ke sini
langkah yang pernah terhenti
meniti sunyi yang kian legit

kembali ke sini
langkah yang pernah terhenti
mencari teman 'tuk temani sendiri

kembali ke sini
langkah yang pernah terhenti
mengharap tulus belai 'tuk jiwa yang letih

kembali ke sini
langkah yang pernah terhenti
mencari teman sejati bagi hati yang sunyi

kembali ke sini
langkah yang pernah terhenti
hendak membagi kisah yang terhimpit sepi

kembali ke sini
langkah yang pernah terhenti
akankah hadir pasangan jiwa ini

presiden impian

presiden yang baik itu harus seperti ayah
sanggup mengayomi rakyatnya

mengapa?
karena ayah yang baik itu
selalu mengayomi keluarganya di rumah

presiden yang baik itu harus seperti ayah
tanggap pada keinginan rakyatnya

mengapa?
karena ayah yang baik itu
selalu tanggap pada keinginan keluarganya di rumah

presiden yang baik itu harus seperti ibu sanggup mengasihi rakyatnya

mengapa?
karena ibu yang baik itu
selalu mengasihi keluarganya dengan adil dan bijak

presiden yang baik itu harus seperti ibu
tanggap pada kebutuhan rakyatnya

mengapa?
karena ibu yang baik itu
selalu tanggap pada kebutuhan keluarganya di rumah

presiden yang baik itu harus seperti kanak-kanak
sanggup memberi kebahagiaan bagi rakyatnya

mengapa?
karena kanak-kanak yang baik itu
selalu memberi kebahagiaan bagi orangtuanya

presiden yang baik itu harus seperti kanak-kanak
sanggup memberikan kedamaian pada rakyatnya

mengapa?
karena kanak-kanak yang baik itu
selalu sanggup memberi damai dengan tawa dan cinta pada keluarganya

bagaimana bisa?

kanak-kanak itu polos,
tidak pernah berbohong atas kebenaran


kanak-kanak itu lugu,
selalu berbuat jujur tanpa pamrih

kanak-kanak itu lucu,
selalu menebar tawa dan cinta yang memberi damai bagi sesama

kanak-kanak itu tulus,
selalu jujur menebar damai di muka bumi

ah, itu hanya impian sepertinya

presiden yang baik itu adalah wujud sinergi utuh
antara ayah–ibu–anak dalam sebuah keluarga rukun

kapankah impian ini terwujud?
atau hanya akan jadi sekadar impian semata


─ 2009 ─

Jumat, 24 April 2009

asmara dan amnesia

ku hanya manusia
yang kadang terserang amnesia
merasa sia-sia

menambal luka
yang selalu menganga
menghayati nyeri
yang selalu berseri
membasuh airmata
yang selalu mengalir

ku hanya manusia
yang kadang terserang amnesia
merasa sia-sia

meneguk anggur asmara
yang sama, tanpa jera
menikmati hasrat
yang membalut erat
meraba cemburu
yang memburu dalam kalbu

ku hanya manusia
yang kadang terserang amnesia
merasa sia-sia

dan, kali ini
aku merasa nyeri

ingin ku merasa amnesia
bahwa ku pernah terlibat asmara
yang memberiku luka
asmara yang sia-sia

catatan di tepi taman pintar

ingin ku hapus masa lalu
dan semua tentangmu
tlah ku hayati setiap kelu yang tertinggal
di sini, dalam hati....

setahun telah berlalu,
tlah terhapus pula
janji dalam benakmu

tak mengapa buatku
lika-luka tlah memberi kekuatan baru
tlah ku jumpai dirimu
menjadi candu dalam masa laluku

dirimu
lelahku

diriku
angkuhmu

Tuhan, mengapa Kau cipta batu karang
yang membuatku jalang
dalam setiap kurang
di bentang awang

membentang jurang

kau dan dia senang

aku???
hilang
terawang
menjelma karang

sejenak

sejenak
ingin ku hapus
bayangmu dalam benak

sejenak
ingin ku lepas
hasrat yang menyeruak

sejenak
ingin ku hempas
hati yang bergejolak

sejenak
ingin ku kubur
rindu yang kabur

sejenak
ingin ku larung
asmara yang murung

sejenak
ingin ku rebah
jiwa yang lelah

sejenak
ingin ku balut
luka yang kalut

sejenak
ingin ku sendiri
manata hati yang nyeri

sejenak
ingin ku tepis
tangis yang liris

dalam malam gerimis
yang miris
hati yang teriris manis

Sabtu, 18 April 2009

cerita ustadz: adam dan hawa

ustadz pernah cerita
tentang asal-usul manusia:
Tuhan menciptakan adam
dari segumpal tanah
dan meniupkan ruh ke dalamnya.
Tuhan juga meminta semua penghuni surga
sujud padanya, adam.
ketika para setan menolaknya,
diusirlah mereka dari surga.

ustadz juga pernah cerita
dari tulang rusuk adam
Tuhan menciptakan hawa.
itu sebabnya manusia harus menikah
untuk menyempurnakan syariah
begitu cerita ustadz.

ustadz juga cerita
ada empat kriteria dalam memilih wanita:
pertama, kecantikannya.
kedua, hartanya.
ketiga, derajatnya.
keempat, agamanya.


bah !!!

kalo hawa diciptakan dari tulang rusuk adam
lantas mengapa hawa yang disalahkan
ketika mereka terusir dari surga?

ustadz lantas cerita:
godaan itu berasal dari hawa.


bah !!!

logika dari mana?
mereka diusir dari surga
karena adam tak pandai menggunakan akalnya.
bukankan Tuhan menciptakan adam dengan akal?
bukankah Tuhan menciptakan adam sebagai pemimpin bagi hawa?
lantas mengapa kesalahan dilemparkan pada hawa?
pemimpin apaan?


bah !!!

mengapa kesalahan dunia
dilemparkan pada kami, kaum hawa???

kesalahan turun-temurun adam
dilemparkan pada kami, kaum hawa


ustadz pasti mau menang sendiri ya?
ustadz kan sebangsa dengan adam.
punya istri kalo bisa empat
dengan empat kriteria: cantik, kaya, anak pejabat, akhwat.

ah, ustadz....


bah !!!


ustadz hanya diam
dalam temaram
meraba-raba malam
di antara kaum hawa.



Tuhan, di mana???
tolong ceritakan yang sesungguhnya
jangan berbohong seperti ustadz.

lajang, jalang, pecundang

"dasar jalang!!!"
begitu umpat seorang wanita
suatu pagi dengan suara lantang.


ku jawab dengan suara tenang:
"elu ngajak perang???
gue lajang, bukan jalang!!!

suami elu yang mata keranjang
punya anak segudang masih ngaku lajang.

suami elu yang mata keranjang
gemar jadi bayang-bayang
para dayang-dayang di atas ranjang.

suami elu yang mata keranjang
gemar memburu lajang
yang masih suka main layang-layang
di tanah lapang.

suami elu yang mata keranjang
mentang-mentang punya uang
lantas bisa anggap gue jalang.

sorry, gue lajang bukan jalang
yang bisa tergoda dengan uang segudang.

sorry, gue lajang
meski elu anggap gue jalang
gue pantang ganggu suami orang.

sorry, gue lajang
elu yang jalang.

permisi, gue lajang
yang ga tertarik perang
dengan jalang yang punya suami pecundang."


gue, lajang melenggang tenang
meninggalkan jalang yang perang dengan pecundang.


ke mana gerangan sang lajang?
hilang dalam ruang
terbang ke awang-awang.

candu lelaki kampung

dirimu itu candu
candu itu dirimu
rindu itu candu
menggebu dalam cumbu

candu itu cemburu
memburu dalam kelambu
cemburu itu candu
candu jadi bumbu dalam rindu

candu membumbung dalam bumbung
rindu yang bingung
cemburu yang rampung

candu lelaki kampung
bingung yang rampung
rampung yang bingung
pergi ke kampung
mendengar dengung dalam bingung
pergi ke kampung
menagih janji dalam rampung

candu lelaki kampung
yang bingung membayar rampung

akankah bingung?
akankah rampung?

ah, candu lelaki kampung.....

cinta taman bunga

ingin cinta
seperti cempaka
ketika kau menyanjung
laksana bunga tanjung

ingin cinta
seperti asoka
ketika kau membelai
laksana lili

ingin cinta
seperti alamanda
ketika kau mencium
laksana melati

ingin cinta
seperti mawar
ketika kau mencumbu
laksana kecubung

ingin cinta
seribu bunga
di taman surga

di manakah dia, sang cinta?

Rabu, 15 April 2009

catatan luka

menebar jala
mengumbar rasa
yang tersisa hanya luka

usia tak lagi belia
sudah bukan masa bermain asmara
apalagi dengan daun muda

kelak dunia akan tertawa pada kita
menertawakan rasa manusia
dalam diri kita

sejenak kita lupa
ketika hati bicara
akal lupa bekerja

dan, semalam
tertinggal luka menganga

ah, cerita yang sama
dusta yang sama
luka yang sama
jengah yang sama

ke mana semua akan bermuara?

ah, entahlah....

diam

diam
dalam kelam malam
meraba kembali
hati yang lebam

diamdiam
dalam kelam malam
menjalani kembali
hari yang temaram

diam
dalam kelam malam
tersungkur kembali
di kaki sang malam

diamdiam
dalam kelam malam
mengukur kembali
memori yang menghitam

dalam jelaga malam
dalam diam

diam
diam
diam

......

hasrat wakil rakyat

saat hasrat membebat
semua terlihat hebat
meski sebenarnya keparat

wakil rakyat berlagak jadi aparat
membela hak dan kepentingan rakyat
demi uang rakyat yang kelak mereka embat
setelah mendapat simpati rakyat

ah, kalian sama saja
seperti ibu-ibu pejabat arisan
yang menunggu jatah undian
atas uang rakyat

ah, kalian sama saja
tetap terlihat seperti keparat
penjilat
lintah darat
yang menyedot habis uang rakyat
di balik tampang moderat

ah, teganya kalian berbuat laknat
menyengsarakan rakyat
wahai wakil rakyat


─ 2009 ─