semburat jingga masih menggantung di ujung-ujung rambutmu
aroma malam mulai menggelitik hidung
dan kau masih ada di sana untukku
mengingatkan waktu yang terus memburu di belakangku
detik demi detik
mengingatkan hari yang terus meninggalkanku
satu demi satu
mengingatkan buku yang harus ku lahap dengan mataku
lembar demi lembar
mengingatkan tubuh yang juga perlu rehat
jenak demi jenak
mengingatkan adamu begitu penting bagiku
hari demi hari
tetaplah di sana untukku
menghembus angin di jenuhku
mewarnai pelangi di jengahku
meski hatimu bukan milikku
karena dirimu adalah permen lollipopku
(9 September 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar