Selasa, 25 Mei 2010

kupu-kupu bersayap kaca

pada purnama lalu,
aku telah menjelma kupu-kupu
dan terbang bebas ke langit biru

bila aku kembali menengok hijau ladangmu
tolong jangan memburuku atau menangkapmu
dengan jala pemikatmu
sebab aku bukan kupu-kupu pelengkap koleksimu

bila aku kembali terbang di sekitar bahumu
tolong jangan memintaku singgah di hatimu
dengan madu pemanismu
sebab aku bukan kupu-kupu penghuni sangkarmu




(25 Mei 2010)

bloody marry

tak pernah aku mengiba
tentang luka di beranda jiwa
sebab aku memang bukan siapa-siapa
bagimu, pengembara cinta




(24 Mei 2010)

satu janji pada Ibu

sembilu itu pernah menghunus jantungmu
tuba itu pernah mengalir dalam darahmu
pahit itu pernah tercecap di lidahmu
dera itu pernah menyentuh tubuhmu
sayang, tak satu pun mampu merubuhkanmu
pun menghentikan langkah kakimu

dan, kau masih tegak dalam langkahmu
tetap menyandang busur panahmu
pada punggungmu, yang tak lagi hijau
demi satu janji pada saktimu
: Ibu




(18 Mei 2010)

Selasa, 18 Mei 2010

kisah darah

darah itu pernah tumpah
di atas selembar kain basah
pada satu malam tanpa desah
meninggalkan amarah,
yang tak kenal lelah

tertinggal aku,
menunggu satu
: darahmu
mengalir dari jantungmu



(16 Mei 2010)

semoga dan selamanya, berbahagia

: untuk Nana Mulyana



maaf,
aku bukan pujangga
yang mampu merangkai kata
seindah untaian mutiara
serupa kalung-kalung permata
di leher nyonya-nyonya kaya

maaf,
aku hanya punya sebaris doa
yang mungkin saja bisa
menemani setiap langkah dan karya
yang terukir dari jemari penuh cinta
darimu, yang berbahagia

: semoga dan selamanya




(14 Mei 2010)

biarkan bintang menari

semalam,
kubiarkan bintang menari
bersama sang putri
di atas bukit berbunga itu

biarkan saja,
mereka berbahagia
dalam tarian cinta
hingga akhir dunia, semoga

sebab aku tak lagi rindu
pada senyum bintang berkilau,
yang pernah membutakan mataku
pun mematahkan sayapku

sebab aku tak lagi peduli
pada bintang menari menjelang pagi
atau tawa tuan putri,
yang menusuk ulu hati

sebab aku telah kembali
mencintai diri dalam sunyi
bersama kekasih sejati
: sang mahasetia



(13 Mei 2010)

menunggu, lagi….

mengulum rindu
pada lidah yang kian kelu
menyimpan sembilu
pada urat nadimu

tertinggal satu
: menunggu

hingga hati ini jengah
atau rasa ini resah
dan kaki lelah melangkah

sampai kapan ?

ENTAH !!!




(12 Mei 2010)

Selasa, 11 Mei 2010

luka itu...

kembali menyayat jiwaku
bersama tetes-tetes embun,
yang luruh tadi pagi
di beranda mataku




(11 Mei 2010)

belenggu biru

pesona masa lalu itu
masih saja membelenggumu

dan, aku tak tahu
cara membebaskanmu
sebab tak mampu kupotong kakimu
atau sepasang sayap mungilmu itu

oh, tetapi aku mampu
bila harus menusuk jantungku
agar kau terlepas dari belenggu itu
: masa lalu

ketika kau dan aku
masih sering menghabiskan waktu
di gedung biru itu




(11 Mei 2010)

angin dan layang-layang

layang-layang kembali melayang,
terbang di awang-awang
meski tanpa benang

dan, membiarkan angin
menerbangkannya tanpa ingin
hingga ia terjatuh di kakimu
tertinggal rangka bambu




(11 Mei 2010)

Jumat, 07 Mei 2010

manusia versus manusia

aku, manusia biasa
sama sepertimu, pernah berlaku salah
pun telah kubayar laku salah itu
dengan segala sesal tak sudah

sayang, masih saja bibir mencibir
pun cerca membusa
dari mulut-mulut berbisa
mengirimku ke neraka buatan manusia

ah, lantas apa beda
bila aku mati malam ini
atau esok pagi ?

tak ada !

sebab aku pelacur hina
pun penuh dosa,
yang tak pantas mencium aroma surga
begitu sabdamu dan kitab sucimu




(6 Mei 2010)

doa malam ini

semoga mati
dalam secangkir kopi
malam ini

dan, tak perlu merajut mimpi
ketika mentari menari
esok pagi



(3 Mei 2010)