telah begitu lama
aku tak duduk di beranda
sekadar menghabiskan senja
bersama Bunda
telah begitu lama
aku tak bercerita tentang apa saja
dan hanya berbicara padamu seperlunya
karena duniaku terlalu menyita mata dan tenaga
telah begitu lama
aku terbang di luar sana
hinggap di pucuk-pucuk cemara
mengumpulkan biji-biji ara
berbagi kasih dan cinta dengan sesama
seperti kau pernah ajarkan padaku
telah begitu lama
aku tak meluangkan diriku untukmu
meski sekadar menikmati secangkir teh hangat buatanmu
atau mendengar segala resah dan petuahmu
telah begitu lama
kadang aku lebih nyaman bersembunyi di dalam gua
mengeja makna literatur-literatur
hingga membuatku tertidur
di atas tumpukan literatur dalam ruang tidur
telah begitu lama
dan pagi ini ku dengar keluhmu
merasa kehilangan gadis kecilmu
di antara sarapan pagiku yang terburu
maafkan aku, hanya itu kataku
dan aku tak melanjutkan sarapanku
lidahku mendadak kelu
benarkah aku telah hilang darimu ?
tanyaku dalam hati
tak hendak aku berdebat denganmu
entah apa terlintas dalam benakmu
ketika melihat gadis kecilmu termangu
dan tiba-tiba meluncur sesuatu dari mulutmu
apa pun yang kau lakukan di luar sana
tetaplah jaga dirimu, jaga hatimu
jaga kehormatanmu, jaga namamu
jangan mengambil sesuatu yang bukan milikmu
termasuk mengganggu lelaki beristri
meski luka-luka lalu telah menggoresmu begitu rupa
busyet, dah !!!
apa yang ada dalam kepala Bundaku ?
tanyaku dalam hati
aku bukan penggoda, Bunda
jikalau mereka tergoda, bukan salahku kan ?
kataku sembari terbahak dalam hati
tak berani aku berkata apapun di depanmu
iya, doakan saja, aku tetap ada di jalan lurus
hanya itu keluar dari mulutku
Bunda, aku menikmati hidupku
menikmati duniaku
dan aku tak hendak merusaknya
demi kenikmatan semu semata
dan aku menjalani hariku dengan kacau
setelah mendengar petuahmu
dalam sarapan pagiku yang terburu
(26 September 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar