Selasa, 31 Maret 2009

hati dan sakit gigi

mengapa selalu sakit gigi
dan bengkak gusi
yang jadi alibi

hingga tak peduli
jika ada hati tersakiti

karena diri yang ingin sendiri
karena hati yang selalu kau tutupi
karena gengsi yang selalu kau sanjungi
karena ilusi yang selalu kau alami
karena nasib yang selalu kau ratapi

diri dan hati telah seri
ingin sendiri dalam sepi
sunyi

maklumat rakyat

kami adalah rakyat yang memilihmu jadi calon wakil rakyat
maka kami bermaklumat sebagai amanat untuk kalian, calon wakil rakyat:

tak seharusnya yang namanya wakil rakyat
berbuat bejat dengan pamer aurat di depan para pejabat

tak seharusnya yang namanya wakil rakyat
berbuat bejat dengan mengumbar syahwat demi nikmat yang sesat

tak seharusnya yang namanya wakil rakyat
berbuat bejat dengan tindakan laknat serupa binatang pengerat atas uang rakyat

seharusnya yang namanya wakil rakyat
hendaknya bertobat dari segala perbuatan bejat

seharusnya yang namanya wakil rakyat
hendaknya bertobat tak pamer aurat di depan para pejabat

seharusnya yang namanya wakil rakyat
hendaknya bertobat tak mengumbar syahwat demi nikmat yang sesat

seharusnya yang namanya wakil rakyat
hendaknya bertobat tak berbuat laknat serupa binatang pengerat atas uang rakyat

jika tak bertobat,
rakyat akan tetap melarat hingga uraturat kami berkarat

jika tak bertobat,
kami rakyat akan mendamprat kalian, wahai wakil rakyat

jika tak bertobat,
kami rakyat akan melawat kalian, wahai wakil rakyat
di gedung rakyat untuk menghujat
perbuatan bejat kalian, wahai wakil rakyat
seraya mengerat kalian pada uraturat berkarat
kemelaratan kami para rakyat

karena kami memilihmu sebagai wakil rakyat
untuk bermunajat memperbaiki nasib rakyat
karena kami memilihmu sebagai aparat rakyat
dan bukan bertindak serupa keparat bejat
dengan berbuat laknat dengan pamer aurat di depan para pejabat
atau mengumbar syahwat demi nikmat yang sesat
atau serupa binatang pengerat atas uang rakyat


─ 2009 ─

pestapora dewadewa

musim pesta telah tiba
dewadewa bernyanyi riang meski terdengar sumbang
berlombalomba menawarkan asa pada rakyat jelata

dewadewa pestapora dengan riang gembira
meludahkan katakata hampa
hanya demi suara
hanya demi kemenangan dalam pestapora

yang kelak akan beri mereka kuasa
yang kelak akan beri mereka rupiah
yang kelak akan beri mereka wanita

dan, kemudian dewadewa
purapura lupa pada katakata jenaka
yang mereka umbar ketika pestapora

dasar, dewadewa !!!
purapura lupa
karena tlah nyaman di singgasana

dasar, dewadewa !!!
purapura lupa
pada rakyat jelata yang tlah dibuat sengsara

hei, dewadewa !!!
jangan sesumbar
bahwa rencana makar kalian akan lancar
pestapora kalian tidak akan lancar
karena rakyat telah benarbenar nanar

karena katakata jenaka
kalian mirip parade pelawak
yang hanya menarik tawa kanakkanak

dan, kalian dewadewa
tak pantas sesumbar dalam pestapora
hanya demi kuasa di singgasana
dengan mengorbankan rakayat jelata


─ 2009 ─

Jumat, 27 Maret 2009

saya, bunda, dan tuhan

buat Bunda



semalam, ktika mata tetap terjaga
ku bertanya pdNYA:
apa dosa hidup sbg lajang?

tafsir hermeneutika ulama berkata:
hidupmu tak sempurna dlm lajang

ah, benar demikian??!

kmrn lusa,
bunda bilang:
bukan dosa, sayang...
hiduplah melajang
jika itu membuatmu tenang
jika itu membuatmu senang

terimakasih bunda...

kelak, ku akan membuatmu bangga
bhw ku mampu bahagia
menjadi lajang
yg mampu terbang
ke awangawang

menuju nirwana
di mana Dia
memberiku belahan jiwa
yang sempurna
jiwa raga

catatan senja

untuk Sang Brahmana


lepas magrib
semua terasa senyap
dgn mata sembab
terjerembab dalam pengap

ingin ku terbang melayang
dalam awang
dgn tubuh telanjang
tanpa kedok
yg selama ini telah buatku muak

ingin ku sudahi
semua mimpi
ingin ku ludahi
semua janji

dalam lindap, pernah ku terjerembab
dalam pekat, pernah ku terjerat

ingin ku cepat
minggat dari jerat keparat
ingin ku umpat
ludah sesat laknat

dan, dongeng 1001 malam
telah tamat
dalam malam pekat.

Minggu, 22 Maret 2009

ajari aku jadi kupukupumu

kita pernah duduk berhadapan
dan, itu yang kedua
kita bertemu setelah waktu itu
kau pernah hampir merebut hatiku

hampir?
ya, hampir
ketika, ternyata bukan aku dalam hatimu

ketika, lantas aku menjauh
dan, hanya ingin menjauh
menjalani sisa hidupku tanpa harap darimu

ketika, lantas kau muncul
dalam wujud lainmu

dan, aku tetap tak ingin berharap apapun
tak ingin terjebak apapun namanya, kefanaan
tak ingin terluka oleh siapapun, wujudnya

aku hanya ingin berhenti
memberi harap palsu pada diriku

dan, kita duduk berhadapan
untuk yang kedua
ingin kutepis semua harap
karena, aku tak ingin terluka
lantas, kita berpisah begitu saja

dan, kali ini aku terluka
untuk yang kesekian

ketika, tak lagi kudengar suaramu
ketika, tak lagi kulihat wujudmu
dalam sebuah pesan singkat, yang tak pernah ku pahami

dan, kali ini aku terluka
untuk yang kesekian
benarbenar terluka

"tolong, ajari aku memahamimu
memahami pesan singkatmu

tolong, ajari aku jadi kupukupu
dan, aku ingin terbang di sisimu
selamanya"


(Catatan 25 Januari 2007)

Rabu, 11 Maret 2009

di mataku:

buat bram seto

lelaki lugu
itu di hadapanku
termangu
dengan mata sendu
dan senyum lucu

"adakah kau tahu?
aku rindu padamu
rindu yang tak pupus
meski waktu
telah menjamur
dalam lapuk"

dan, tawa nakal
menggema dalam ruang
seketika

"aku
telah lusuh dalam waktu rindu???
aku juga tak tahu,
apa beda dengan nafsu???"

entah
yang kudengar
hanya suara sumbang
dalam rumpang

: bahwa kita adalah
sepasang lajang jalang
yang tak peka norma : kata mereka

biarkan saja, Sayang
peduli apa kita pada mereka?!
karena:
mereka hanya paham norma,
bukan cinta yang kita punya

catatan di pinggir penumping

buat bram seto


ketika hati
telah serupa kotakbesi
dingin
terkunci

di manakah kau simpan kunci itu, kekasihku?
bukankah setahun lalu,
kunci itu pernah kau serahkan padaku?
seraya berkata:
"renjana ini untukmu, cintaku."

ingatkah kau?
lantas ke mana kau
kubur renjana itu, kekasihku?
dalam palung hatimu?

jangan!!!
biarkan renjana itu
merekah indah
dalam wadah

jangan ingkari nurani,
bahwa dirimu juga layak bermimpi:
bahwa kita adalah satu diri
satu hati

biarlah diri
biarlah hati
saling mengerling
dalam puingpuing bising
melenting di pinggir penumping