Minggu, 18 April 2010

janji biru pada undak batu

pada undak batu
kuserahkan tanganku padamu
agar kelak kau mampu
jadi penuntun bagiku

pada undak batu
kuserahkan setengah jiwaku
agar kelak kau mampu
jadi penjaga bagiku

pada undak batu
kuserahkan setiaku padamu
agar kelak kau mampu
jadi pendamping bagiku

pada undak batu
telah jelas kau lihat aku,
yang begitu rapuh memintamu
menuntunku dalam genggamanmu

pada undak batu
telah terikat sebuah janji biru
tentang sepasang rindu
dalam terik yang bisu




(18 April 2010)

Sabtu, 17 April 2010

kisah rahasia dalam simfoni malam

sssttt...
tak perlu berbagi
tentang kisah rahasia,
yang kita gubah berdua
dalam simfoni malam

sssttt...
ini benar-benar rahasia !!!



(18 April 2010)

Kamis, 15 April 2010

tentang tuba yang kau kirim

tentangmu, sang adam
yang telah memberi khuldi
hingga hawa terlempar dari surga

tentang simalakama,
yang masih tersimpan dalam gua garba
menunggu waktu itu tiba
: kelahiran dusta

masihkah kau akan meminta
hawa menelan maja dan meminum tuba
pada sebuah makan malam penuh dusta
di bawah gemerlap kejora ?



(15 April 2010)

membuang kisah lalu

membuang ingin
pada hembus angin
pun mengubur dingin
di bawah rintik hujan

dan, aku pun berlari
menuju pelangi,
yang setia menunggu
hingga senja hari



(15 April 2010)

Sabtu, 10 April 2010

tarian ilalang

tadi siang,
aku menjelma ilalang
menari riang di sebuah padang
bersama bayu
menghembus malu-malu
hingga senja berlalu



(5 April 2010)

Jumat, 02 April 2010

selibat

lidahmu kembali menjerat
serupa ular pemangsa pengerat
telah membuatku nyaris sekarat
dalam malam yang lamat-lamat

sayang, telah kupilih jalanku
: selibat




(3 April 2010)

tentang titik yang kau tulis

kemarin,
kau telah menulis banyak titik
dengan mulutmu yang serupa mesin ketik

ah, kau pikir segala titik
mampu membuatku tergelitik
pun tak mampu berkutik

sayang, aku tak tertarik
dengan segala titik,
yang kau tulis serupa rintik
hujan yang tak henti menitik
di bawah bulu mataku yang lentik




(3 April 2010)

lelaki berdarah biru

sebab kau berdarah biru
lantas kau bebas menoreh sembilu
dalam dinding-dinding hati
pun mengingkari segala janji,
yang pernah kau ukir dalam ruang hati
dengan senyum serupa mentari pagi

ah, lebih baik aku pergi
sebab kau telah berjanji pada sang hapsari
untuk mengikat janji
denganmu, sang belahan hati
pada akhir tahun ini




(3 April 2010)

di bawah guyuran hujan

menghapus catatan
membuang kenangan
dalam seluruh ruang ingatan
di bawah guyuran hujan
tentang sebuah senyum menawan
di depan gedung perpustakaan




(24 Maret 2010)

titik

kau dan aku,
telah sampai di ujung waktu

berhenti,
tak perlu menengok kembali
masa lalu di ujung hari
sebab kau dan aku tak akan kembali
merajut mimpi,
yang terpotong pada dini hari

berhenti,
sebab aku merasa nyaman di sini
berteman sunyi
tanpa tanyamu, yang menggelitik hati

berhenti,
sebab aku hendak melangkah lagi
dalam sendiri, esok pagi



(24 Maret 2010)

di bawah pancuran air

mengguyur tubuh di bawah pancuran air
mengharap segala penat mengalir
pun segala kenangan segera terusir
dari benak yang kian nyinyir
tentangmu, lelaki berkuncir



(24 Maret 2010)