Kamis, 04 Februari 2010

sebab kau banci bermulut belati

/i/
bila kau anggap aku sebagai temanmu,
lantas mengapa aku selalu jadi sasaran kemarahanmu ?

bila kau anggap aku sebagai sahabatmu,
lantas mengapa aku selalu jadi sasaran hujatanmu ?

begitu pandai kau memutar lidah
dengan melempar segala salah
pun membuang segala amarah
seolah aku ini keranjang sampah

dan, aku masih diam terpaku
mendengar segala serapahmu

/ii/
kau hanya berpikir
tentang hatimu sendiri,
yang takut tersakiti kembali

dan, kau tak pernah berpikir
tentang hati yang lain,
yang telah kau sakiti berulang kali

sayang kali ini,
aku tak berdiam diri lagi
sebab aku bukan batu,
yang terus diam atas segala ludahmu
sebab aku bukan pengecut sepertimu,
yang segera membuatmu terlecut sekaligus terkejut

tunggu saja,
segala karma akan segera kau terima

/iii/
kau boleh saja berpongah diri
dengan harga dirimu yang terlalu tinggi,
seolah kau satu-satunya lelaki
yang hidup dan tertinggal di muka bumi

maaf, bagiku kau tak lebih dari
seorang banci bermulut belati
pun seorang pecundang
yang tak paham kasih sayang

bagiku, kau lebih pantas lompat ke jurang
atau terjun ke laut dari bibir karang
di pantai berpasir kulit-kulit kerang


(3 Februari 2010)

Tidak ada komentar: