tak hendak kutulis puisi
dari sebuah luka hati
seorang lelaki,
yang mencintai sunyi
sebab aku menulis puisi
dari nyanyian-nyanyian hati,
yang menyenandungkan melodi
tak hendak kutulis kisah
dari sebuah dera jengah
seorang pemanah,
yang sedang istirah
sebab aku menulis kisah
dari derap langkah-langkah,
yang tak mengenal lelah
pun tak hendak kutulis cinta
dari sebuah dusta kata
seorang lelaki hina,
yang gemar main-main hati wanita
sebab aku menulis cinta
dari suara-suara jiwa,
yang jujur menyanyikan kidung-kidung cinta
dan, aku tak pernah peduli
pada segala cela dan cibir
dari bibir yang penuh satire
pun pada segala serapah
yang tak henti menyumpah
pada setiap ayunan langkah
sebab aku menulis,
menghindari hatimu yang bengis
pun matamu yang memandang sinis
meski mulutmu terlihat manis
sebab aku adalah aku
sedang kau adalah kau
tetap saja pada jalurmu,
dan aku pada jalurku
sebab pandang kita berbeda
memandang dunia yang sama
dan itu bukan dosa
karena memang seperti itulah dunia
penuh segala warna, yang mengenyangkan jiwa
(25 Januari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar