pada butir-butir peluh itu,
tak pernah kau simpan keluh
meski telah sering lelakimu selingkuh
di ranjang-ranjang penuh lenguh
dan, tetap kau melangkah angkuh
tak pernah sedikit pun jiwamu mengaduh
sedang tubuhmu terus berlayar tanpa sauh
mengarungi gelombang yang teguh
menggoyang perahumu dengan begitu riuh
duh, mengapa kau tetap begitu teguh
menyimpan lelaki yang gemar selingkuh
pada sudut hatimu, tanpa sedikit pun keluh
aaarrrggghhh !!!
lebih baik aku pergi menjauh atau lelaki itu kubunuh
dengan ujung-ujung jemariku yang kian melepuh
sebab mereka sedang haus ludira lelaki peselingkuh
(22 Februari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar