cinta itu datang memerah
pada bibir yang kian pucat
melewati kerongkongan yang tercekat
ah, nikmat !!!
begitu lidahmu mencecap
nikmat semangka memerah
sekejap saja,
menghapus dahaga
pada siang yang gerah
setelahnya, sirna
ketika senja menjelang
bibir itu kembali pucat
kerongkongan pun kembali tercekat
setelahnya, terkapar
kembali dalam sadar yang sepi
dengan suhu tubuh yang kian meninggi
pun nyeri menggigit di setiap sendi
dan relung hati
cinta dalam sepotong semangka
nikmat meski sesaat
telah membuatmu tersesat
pada ujung jalan bernama bencana
kau boleh beri sepotong semangka
pada siapa saja yang kau suka
kecuali aku, sebab aku
tak pernah tertarik pada semangkamu
(2 Februari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar