masihkah tanya itu menjelma dalam ruang hatimu. tentang ke mana hati ini tertuju. bila segala rahasia telah kau kunyah seluruhnya. hingga pahit dan getir terasa pada pangkal lidahmu. sebab rahasia itu bukanlah madu, melainkan empedu, yang telah tersimpan sejak dua belas tahun lalu.
masihkah tanya itu perlu. bila segala airmata telah tertumpah di dadamu. tentang jejak-jejak kelabu, yang setia mengikuti langkah-langkah kakiku.
masihkah tanya itu ingin mencari jawab. tentang senyum sedingin salju, yang pernah kau pandang pada masa lalu. sebab segala kisah telah terkurung dalam hatimu, yang begitu pengasih. menunggu segala murung melarung pada tubuhmu, yang serupa bendung.
masihkah janji itu tetap saja kau tunggu terucap dari bibirku, yang telah membiru. sedang hatiku telah ada padamu. masihkah kau tak tahu tentang segalaku, kekasihku ?
sebab semalam, telah banyak kukisahkan padamu. tentang aku, yang telah menghuni kerajaan hatimu. meski tanpa kau sadari. pun segala kebiasaan burukku, agar kau menjauh dariku. sayang, kau tetap membayangku. serupa bayang-bayang yang setia menguntit langkahku.
dan, telah kau katakan padaku tentang segala rasamu. hingga kau bilang padaku bahwa bukan kebiasaan burukku, yang membuatmu terpuruk. melainkan bila aku melarangmu mencintaiku. begitulah eja bibirmu semalam padaku.
ah, betapa agung cintamu padaku. sedang aku tak mampu beri cinta yang sama padamu. sebab aku masih harus berdamai dengan ruang hatiku, yang masih saja menggemakan bara luka. sebab selama ini, aku selalu berkata pada hatiku untuk tak pernah berharap lebih pada kisah-kisah merah jambu itu. kisah-kisah yang telah melemahkan langkah-langkah kakiku. pun menghancurkan dinding-dinding hatiku.
dan, percakapan kita pada senja tadi telah menumbuhkan biji bunga matahari di ladang hatiku.
(7 Februari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar