kado untuk wawan sarudi
tawa renyah itu selalu ku rindu, seperti kemarau merindu rinai hujan.
suara bening itu selalu berdengung di telingaku, seperti riuh jengkerik di sunyi malam.
paras lugu itu telah diamdiam membelenggu mataku, seperti sekam yang menggunung dalam tungku.
ah, semua telah sirna. tanpa ku tahu mengapa. ah, dirimu perlahan telah membunuhku. ah, biarlah seisi dunia tahu. pergimu itu telah mengubah langit biru di atas kepalaku kembali kelabu. tepat di hari ulang tahunmu.
- 4 Juni 2009 -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar