Rabu, 29 Juli 2009

melodi lelaki kopi

: for my sweetest coffee

lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. duh, bahagia terasa, hahahaha

ketika kau menghilang, meski sesaat, ada ketakutan jika ini hanya jerat hasrat sesaat.

sesaat jerat terasa nikmat. dan, ketakutan ketika jerat terasa sesat. menjerat hingga ku kembali terluka, hingga kembali menjerat duka.

lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. mungkinkah kau memahami gejolak rasa dalam dada ? mungkinkah kau memiliki gejolak rasa yang sama ?

lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. senyummu menjerat, katakatamu memikat. ah, semoga ini bukan jerat hasrat sesaat.

lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. semoga kau mampu mengukir tawa dalam dada, selamanya....

karena, tak ingin ku lepaskan hatiku untuk mencintaimu, lelaki bersahaja yang selalu mengukir tawa. semoga ini memang cinta, bukan luka berbalut fatamorgana.

karena bagiku, kau tak hanya mengukir tawa. kau adalah kopi yang mengusir kantukku, kau adalah coklat yang mengusir gundahku.

lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. kau bukan balita, kau adalah lelaki dewasa yang membuatku merasa kembali seperti gadis belia.



- 2 Juli 2009 -

Tidak ada komentar: