Rabu, 29 Juli 2009

cukup untukku

: untukmu

cukup melihatmu di kejauhan.
bercengkrama dengan teman-teman.
bahkan teman-teman wanitamu.
itu sudah membuatku tersenyum dengan tulus.
teriring sebaris doa:
semoga seorang dari mereka adalah orang yang akan bersama hingga dirimu renta.

cukup melihatmu di kejauhan.
berkarya dengan jemari dan juga kepandaianmu.
itu sudah membuatku bahagia.
seraya terucap sebaris doa:
semoga jemari dan kepandaianmu mampu memberi penghidupan bagimu dan keluarga kelak.

cukup melihatmu di kejauhan.
mengeluh tentang ini dan itu.
bahkan pada seorang wanita yang mungkin telah merebut hatimu.
itu cukup membuatku tersenyum bahagia.
karena dengan melihatmu mengeluh, ternyata dirimu bukan dewa, hanya manusia biasa, yang kadang masih perlu perhatian dari seorang wanita.
ya, wanita.. kau butuh wanita, tak perlu sesumbar dengan berkata kau tak butuh wanita. kelak, kau ingkar akan ludah yang telah kau keluarkan dari mulutmu.
ya, selamat berbahagia. bersamanya, wanita yang kau puja.

dan, aku akan tetap ada di kejauhan.
mengucap sebait demi sebait doa untuk kalian.

berada di kejauhan.
menjadi perempuan.
dan, bukan sekadar wanita.
seperti yang diajarkan oleh ibu dan ayahku.


- 24 Juni 2009 -

Tidak ada komentar: