Rabu, 29 Juli 2009

elegi lelaki kopi

: for my sweetest coffee

kemarin, senyum itu masih terkulum. kemarin pula, tawa itu masih terdengar renyah di telinga.

hari ini, tak ada lagi senyum terkulum. hari ini pula, tak ada lagi tawa renyah yang mampu membuat hari kian cerah.

hari ini, airmata tibatiba menggenang kembali di sana. entah mengapa, tibatiba membayang kembali duka. entah mengapa, tibatiba membayang kembali luka.

kemarin, semua terlihat indah. kemarin pula, semua terlihat cerah.

hari ini, semua terlihat resah. hari ini pula, semua terlihat gundah.

ah, kemarin itu ilusi, hanya mimpi di siang hari, mimpi yang mungkin tak pernah terjadi.

benarkah ???

kemarin, dentum perkusi terdengar melodi, seirama detak jantung dan desah nafas seperti tak kenal lelah.

hari ini, dentum perkusi terdengar seperti elegi, seirama detak jantung dan desah nafas kian melemah seperti menyerah kalah.

andai kau tahu, ku temukan kembali hidupku bersamamu.

entah esok, ketika kau pergi mungkin langkahku akan kembali terseok.

ah, pergilah jika kau memang harus pergi dari sisi ini. dan, aku pun harus segera mengakhiri mimpi kembali berjalan sendiri, tanpa siapa pun menemani.

ah, aku lelah tak ingin kembali melangkah.

ah, kisah yang membuat gerah.
ah, kisah yang membuat jengah.

dan, hari ini melodi telah berganti elegi....

benarkah ???


- 5 Juli 2009 -

Tidak ada komentar: