: untuk Alm. Bapak Sudibyo
hari ini, aku kembali merapuh. mengingat semua petuahmu. airmata rindu mengalir kembali untukmu.
setahun, sebelum kepergianmu. di beranda itu, kita berdua berbicara. kau banyak bercerita tentang masa kecilku, tentang ayahku, tentang ibuku, tentang masa lalu.
kau bilang, aku adalah putri kecilmu juga, di antara empat jagoan yang telah kau punya. ada bangga dalam dada, ketika kata itu terucap dari bibirmu yang bijak. hingga kini, gema kata itu masih tersimpan dalam hatiku.
kau begitu kasih padaku, mungkin saja melebihi kasih ayah padaku. perempuan kecil itu aku, dan aku belajar banyak darimu. hingga kini, aku mampu berdiri di atas kedua kakiku.
teringat petuahmu: hiduplah seperti air, memberi hidup bagi siapapun. menyirami hati siapapun. meski orang itu akan membuang sampah terbusuk ke dalam dirimu, ampuni mereka, kasihi mereka.
akan ku ingat petuahmu, Pakde Dib-ku....
maafkan aku, tak mampu menjadi putri kecil yang baik untukmu. ketika jasadmu kembali pada-Nya, aku tak mampu hadir di sampingmu karena tugas negara yang dibebankan di bahuku waktu itu.
Pakde, semoga kau selalu damai dalam surga-Nya. doaku tak pernah terputus untukmu. karena hanya doa tulus yang mampu ku berikan untuk lelaki sebaik dirimu.
Tuhan telah menciptakanmu ke dunia sebagai malaikat pelindungku. Kini, damailah dirimu bersama para malaikat di dalam surga-Nya.
Amin.
- 27 Juli 2009 -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar