kemarin aku adalah telaga teduh, yang tak pernah mengaduh
kemarin aku adalah telaga jernih, yang tak peduli pada perih
kemarin aku telaga indah, yang tak kenal lelah
kini, aku adalah telaga keruh, yang sedang merasa jenuh
yang sedang merasa rapuh
begitu banyak sampah dilempar ke dalamku, begitu banyak batu dilempar ke dalamku, begitu banyak garam dituang ke dalamku, begitu banyak kotoran dibuang ke dalamku.
jika menurutmu aku masih terlalu jernih, lemparkan lagi kotoran ke dalamku.
kencingi saja sekalian, buang kotoran saja sekalian, terserah kalian.
aku hanya telaga, yang tak mampu berbuat apa-apa
yang tak mampu berkata-kata, karena tak pernah ada yang percaya pada telaga yang berbicara.
- 30 Juli 2009 -
Hidup itu pilihan, bergantung pada isi kepala dan hati Anda dalam menjalaninya (Ririe Rengganis).
Kamis, 30 Juli 2009
dilarang menulis
kelak, ketika jemariku dilarang menulis
lebih baik jika jemariku diiris dan tubuhku dikurung dalam teralis
atau tikam saja jantungku dengan linggis
memang terdengar sadis
sama seperti ketika jemariku dilarang menulis
karena aku hanya bisa menulis
menulis
menulis
menulis
- 27 Juli 2009 -
lebih baik jika jemariku diiris dan tubuhku dikurung dalam teralis
atau tikam saja jantungku dengan linggis
memang terdengar sadis
sama seperti ketika jemariku dilarang menulis
karena aku hanya bisa menulis
menulis
menulis
menulis
- 27 Juli 2009 -
doa untuk malaikat pelindungku
: untuk Alm. Bapak Sudibyo
hari ini, aku kembali merapuh. mengingat semua petuahmu. airmata rindu mengalir kembali untukmu.
setahun, sebelum kepergianmu. di beranda itu, kita berdua berbicara. kau banyak bercerita tentang masa kecilku, tentang ayahku, tentang ibuku, tentang masa lalu.
kau bilang, aku adalah putri kecilmu juga, di antara empat jagoan yang telah kau punya. ada bangga dalam dada, ketika kata itu terucap dari bibirmu yang bijak. hingga kini, gema kata itu masih tersimpan dalam hatiku.
kau begitu kasih padaku, mungkin saja melebihi kasih ayah padaku. perempuan kecil itu aku, dan aku belajar banyak darimu. hingga kini, aku mampu berdiri di atas kedua kakiku.
teringat petuahmu: hiduplah seperti air, memberi hidup bagi siapapun. menyirami hati siapapun. meski orang itu akan membuang sampah terbusuk ke dalam dirimu, ampuni mereka, kasihi mereka.
akan ku ingat petuahmu, Pakde Dib-ku....
maafkan aku, tak mampu menjadi putri kecil yang baik untukmu. ketika jasadmu kembali pada-Nya, aku tak mampu hadir di sampingmu karena tugas negara yang dibebankan di bahuku waktu itu.
Pakde, semoga kau selalu damai dalam surga-Nya. doaku tak pernah terputus untukmu. karena hanya doa tulus yang mampu ku berikan untuk lelaki sebaik dirimu.
Tuhan telah menciptakanmu ke dunia sebagai malaikat pelindungku. Kini, damailah dirimu bersama para malaikat di dalam surga-Nya.
Amin.
- 27 Juli 2009 -
hari ini, aku kembali merapuh. mengingat semua petuahmu. airmata rindu mengalir kembali untukmu.
setahun, sebelum kepergianmu. di beranda itu, kita berdua berbicara. kau banyak bercerita tentang masa kecilku, tentang ayahku, tentang ibuku, tentang masa lalu.
kau bilang, aku adalah putri kecilmu juga, di antara empat jagoan yang telah kau punya. ada bangga dalam dada, ketika kata itu terucap dari bibirmu yang bijak. hingga kini, gema kata itu masih tersimpan dalam hatiku.
kau begitu kasih padaku, mungkin saja melebihi kasih ayah padaku. perempuan kecil itu aku, dan aku belajar banyak darimu. hingga kini, aku mampu berdiri di atas kedua kakiku.
teringat petuahmu: hiduplah seperti air, memberi hidup bagi siapapun. menyirami hati siapapun. meski orang itu akan membuang sampah terbusuk ke dalam dirimu, ampuni mereka, kasihi mereka.
akan ku ingat petuahmu, Pakde Dib-ku....
maafkan aku, tak mampu menjadi putri kecil yang baik untukmu. ketika jasadmu kembali pada-Nya, aku tak mampu hadir di sampingmu karena tugas negara yang dibebankan di bahuku waktu itu.
Pakde, semoga kau selalu damai dalam surga-Nya. doaku tak pernah terputus untukmu. karena hanya doa tulus yang mampu ku berikan untuk lelaki sebaik dirimu.
Tuhan telah menciptakanmu ke dunia sebagai malaikat pelindungku. Kini, damailah dirimu bersama para malaikat di dalam surga-Nya.
Amin.
- 27 Juli 2009 -
dalam diamku
jika tak mampu menggunakan kata, lebih baik tak usah bicara. jika tak paham makna kata, lebih baik gunakan dengan bijak.
jika ingin memakiku, silahkan. tak perlu malu-malu. akan ku telan semua makianmu.
waktu tak akan pernah dapat diputar ulang, aku pun tak pernah tahu sejarah masa laluku. satu hal yang ku tahu: aku dilahirkan dari rahim ibuku.
aku bangga pada ibuku, meski kini ia telah beranjak uzur dan punggungnya rapuh. aku tak pernah meminta bantuan untuk setiap masalah pribadiku apalagi bersembunyi di balik punggungnya.
aku hanya menghormatinya, karena nyawaku pun tak pernah mampu membayar lelah ibu ketika mengandung, melahirkan, dan membesarkanku.
ah, biarlah. meski kau bilang aku tak punya otak atau perempuan jalang sekali pun, aku telan. mungkin hanya kata-kata semacam itu yang bisa kau katakan, karena hanya itu yang pernah kau dapatkan sebagai bahan pelajaran.
aku lebih memilih diam, karena kau pun lebih memilih untuk tak mengenalku. aku memang bukan siapa-siapa, hanya putri kecil ibuku. dan, akan selalu jadi putri kecil di matanya.
satu hal yang akan ku lakukan untuknya:
membuatnya bangga dengan tidak mengkhianati amanahnya.
dalam diamku, aku hanya akan jadi penonton dari sandiwara hidupmu. dalam diamku, aku akan telan semua makianmu. dalam diamku, aku akan tetap berdoa untukmu: semoga Tuhan mengampunimu.
- 27 Juli 2009 -
jika ingin memakiku, silahkan. tak perlu malu-malu. akan ku telan semua makianmu.
waktu tak akan pernah dapat diputar ulang, aku pun tak pernah tahu sejarah masa laluku. satu hal yang ku tahu: aku dilahirkan dari rahim ibuku.
aku bangga pada ibuku, meski kini ia telah beranjak uzur dan punggungnya rapuh. aku tak pernah meminta bantuan untuk setiap masalah pribadiku apalagi bersembunyi di balik punggungnya.
aku hanya menghormatinya, karena nyawaku pun tak pernah mampu membayar lelah ibu ketika mengandung, melahirkan, dan membesarkanku.
ah, biarlah. meski kau bilang aku tak punya otak atau perempuan jalang sekali pun, aku telan. mungkin hanya kata-kata semacam itu yang bisa kau katakan, karena hanya itu yang pernah kau dapatkan sebagai bahan pelajaran.
aku lebih memilih diam, karena kau pun lebih memilih untuk tak mengenalku. aku memang bukan siapa-siapa, hanya putri kecil ibuku. dan, akan selalu jadi putri kecil di matanya.
satu hal yang akan ku lakukan untuknya:
membuatnya bangga dengan tidak mengkhianati amanahnya.
dalam diamku, aku hanya akan jadi penonton dari sandiwara hidupmu. dalam diamku, aku akan telan semua makianmu. dalam diamku, aku akan tetap berdoa untukmu: semoga Tuhan mengampunimu.
- 27 Juli 2009 -
sungai dan air terjun
kau adalah sungai
mengalir begitu tenang
menghidupi segala yang kau lalui
ikan-ikan riuh berenang
sementara aku adalah air terjun
mengalir begitu deras
di ujung sana, ku hantam segala bebatuan
ku biarkan segalanya terkena tampias
kaulah sungai
hiruk dengan segala rinai
akulah air terjun
pikuk dengan segala curahan
kaulah sungai
akulah air terjun
hati
tak terpisahkan
hingga nanti
- 25 Juli 2009 -
mengalir begitu tenang
menghidupi segala yang kau lalui
ikan-ikan riuh berenang
sementara aku adalah air terjun
mengalir begitu deras
di ujung sana, ku hantam segala bebatuan
ku biarkan segalanya terkena tampias
kaulah sungai
hiruk dengan segala rinai
akulah air terjun
pikuk dengan segala curahan
kaulah sungai
akulah air terjun
hati
tak terpisahkan
hingga nanti
- 25 Juli 2009 -
akulah air
akulah air asal mula kejadianmu di dunia. dan, aku menjelma tetesan sperma dalam kelaminmu.
akulah air dalam aliran tubuhmu. dan, aku menjelma tetesan darah dalam tubuhmu.
akulah air pertanda duka dalam hatimu. dan, aku menjelma airmata dalam pelupukmu.
akulah air penghapus dahagamu. dan, aku menjelma air dalam gelas minummu.
akulah air penyejuk setiap pagimu. dan, aku menjelma tetesan embun di setiap pagimu.
akulah air penghapus dosamu. dan, aku menjelma air dalam setiap wudlumu.
akulah air pendingin terik mentari dalam kemaraumu. dan, aku menjelma rinai hujan dalam musim penghujanmu.
akulah air sahabatmu, ketika kau mampu menjadi sahabatku.
dan, akulah air musuhmu, ketika kau hanya mampu menjadi musuhku.
ketika itu terjadi, aku akan menjelma air bah penyapu kehidupan di muka bumi. dan, aku menjelma tsunami.
- 23 Juli 2009 -
akulah air dalam aliran tubuhmu. dan, aku menjelma tetesan darah dalam tubuhmu.
akulah air pertanda duka dalam hatimu. dan, aku menjelma airmata dalam pelupukmu.
akulah air penghapus dahagamu. dan, aku menjelma air dalam gelas minummu.
akulah air penyejuk setiap pagimu. dan, aku menjelma tetesan embun di setiap pagimu.
akulah air penghapus dosamu. dan, aku menjelma air dalam setiap wudlumu.
akulah air pendingin terik mentari dalam kemaraumu. dan, aku menjelma rinai hujan dalam musim penghujanmu.
akulah air sahabatmu, ketika kau mampu menjadi sahabatku.
dan, akulah air musuhmu, ketika kau hanya mampu menjadi musuhku.
ketika itu terjadi, aku akan menjelma air bah penyapu kehidupan di muka bumi. dan, aku menjelma tsunami.
- 23 Juli 2009 -
tentangmu
ingin ku tulis sebuah cerita tentang luka,
karena hanya itu yang ku bisa.
ingin ku tulis sebuah cerita tentang cinta,
tetapi aku tak pernah bisa.
ingin ku tulis sebuah cerita tentang dirimu,
karena rindu yang begitu menggebu.
ingin ku tulis sebuah cerita tentangmu,
karena hanya itu yang ku mampu.
dirimu,
keindahan bagiku.
dirimu,
tetaplah ada di hatiku.
meski waktu telah berlalu
dirimu,
semangat hidupku,
dirimu,
inspirasi terindahku
selalu.
dirimu,
biruku,
unguku,
kelabuku.
- 22 Juli 2009 -
* untukmu, semoga kau tahu *
karena hanya itu yang ku bisa.
ingin ku tulis sebuah cerita tentang cinta,
tetapi aku tak pernah bisa.
ingin ku tulis sebuah cerita tentang dirimu,
karena rindu yang begitu menggebu.
ingin ku tulis sebuah cerita tentangmu,
karena hanya itu yang ku mampu.
dirimu,
keindahan bagiku.
dirimu,
tetaplah ada di hatiku.
meski waktu telah berlalu
dirimu,
semangat hidupku,
dirimu,
inspirasi terindahku
selalu.
dirimu,
biruku,
unguku,
kelabuku.
- 22 Juli 2009 -
* untukmu, semoga kau tahu *
si benalu ayu
ku pernah jumpa seorang ratu. parasnya ayu, bermata sayu, dan kulitnya seputih susu. sayang, sang ratu berotak batu, berhati beku, dan bermulut dabu-dabu. mungkin saja, dalam darahmu juga mengalir shabu-shabu, hingga kau tak mampu menjaga perilaku.
ah, sepertinya sang baginda raja: ayahmu tak pernah memberimu pelajaran tentang tata krama.
ah, sepertinya sang baginda raja: ayahmu telah mendidik menjadi anak manja.
hingga dirimu menjelma ratu yang tak pandai menghargai waktu, laku, dan doku.
hingga dirimu menjelma ratu yang tak paham duka, nestapa, dan sengsara.
hingga dirimu menjelma ratu yang hanya gemar hura-hura, belanja, tamasya, foya-foya, dan suka ria.
ah, kau memang serupa ratu bagi ayahmu. beliau turuti segala pintamu.
sayang, dalam pandangku, kau serupa benalu yang hanya bisa menghisap susu dan madu dari atas singgasanamu.
ah, kau hanya benalu berparas ayu bermata sayu berkulit seputih susu.
benalu ayu itu kau
kau
kau
kau
entah kelak akan menjelma apa dirimu benalu ayu.
aku tak tahu.
maaf, aku pun tak mau tahu tentang itu.
terserah kau, benalu ayu.
- 19 Juli 2009 -
ah, sepertinya sang baginda raja: ayahmu tak pernah memberimu pelajaran tentang tata krama.
ah, sepertinya sang baginda raja: ayahmu telah mendidik menjadi anak manja.
hingga dirimu menjelma ratu yang tak pandai menghargai waktu, laku, dan doku.
hingga dirimu menjelma ratu yang tak paham duka, nestapa, dan sengsara.
hingga dirimu menjelma ratu yang hanya gemar hura-hura, belanja, tamasya, foya-foya, dan suka ria.
ah, kau memang serupa ratu bagi ayahmu. beliau turuti segala pintamu.
sayang, dalam pandangku, kau serupa benalu yang hanya bisa menghisap susu dan madu dari atas singgasanamu.
ah, kau hanya benalu berparas ayu bermata sayu berkulit seputih susu.
benalu ayu itu kau
kau
kau
kau
entah kelak akan menjelma apa dirimu benalu ayu.
aku tak tahu.
maaf, aku pun tak mau tahu tentang itu.
terserah kau, benalu ayu.
- 19 Juli 2009 -
si bekantan jantan
aku bukan lagi seorang perempuan lugu, yang dengan mudah kau tipu seperti dulu. tipumu sembilu menusuk ulu.
dan, aku hanya angin lalu bagimu. aku tahu itu dengan menjadi penonton atas sandiwara hidupmu.
ah, dasar lelaki tak punya malu. atau telah kau putus urat malumu ???
lelaki manis berbibir tipis dengan gawe sebagai jurnalis. sayang, hatinya bengis, pandang matanya sinis, dan mulutnya amis.
lelaki sadis, mengaku sebagai duda, telah bercerai dari istri tua. ah, ternyata itu hanya tipu daya. lagaknya saja seperti penakluk wanita, tetapi lebih tepat disebut lelaki nista.
lelaki nista, mulutnya penuh dusta. berkhianat pada istri tercinta hanya untuk menikmati gula-gula.
dan, aku bukan gula-gula yang bisa kau jilati dengan setengah hati.
aku adalah perempuan dengan nurani, yang pantang menyakiti hati kaumku demi penipu sepertimu.
aku adalah perempuan dengan nurani, yang berani memutuskan untuk melanjutkan peperanganku sendiri.
aku adalah perempuan, yang mampu bertahan meski sendirian. bukan sekadar wanita, yang mudah terjerat lidah penuh nista.
aku adalah perempuan, dan dirimu serupa bekantan, yang hanya mampu berperan sebagai pejantan, yang terbiasa hidup di dalam hutan, gemar bicara sembarangan, dan tak punya aturan.
- 18 Juli 2009 -
dan, aku hanya angin lalu bagimu. aku tahu itu dengan menjadi penonton atas sandiwara hidupmu.
ah, dasar lelaki tak punya malu. atau telah kau putus urat malumu ???
lelaki manis berbibir tipis dengan gawe sebagai jurnalis. sayang, hatinya bengis, pandang matanya sinis, dan mulutnya amis.
lelaki sadis, mengaku sebagai duda, telah bercerai dari istri tua. ah, ternyata itu hanya tipu daya. lagaknya saja seperti penakluk wanita, tetapi lebih tepat disebut lelaki nista.
lelaki nista, mulutnya penuh dusta. berkhianat pada istri tercinta hanya untuk menikmati gula-gula.
dan, aku bukan gula-gula yang bisa kau jilati dengan setengah hati.
aku adalah perempuan dengan nurani, yang pantang menyakiti hati kaumku demi penipu sepertimu.
aku adalah perempuan dengan nurani, yang berani memutuskan untuk melanjutkan peperanganku sendiri.
aku adalah perempuan, yang mampu bertahan meski sendirian. bukan sekadar wanita, yang mudah terjerat lidah penuh nista.
aku adalah perempuan, dan dirimu serupa bekantan, yang hanya mampu berperan sebagai pejantan, yang terbiasa hidup di dalam hutan, gemar bicara sembarangan, dan tak punya aturan.
- 18 Juli 2009 -
makianmu, masih tersimpan di dalam sini
makianmu, masih tersimpan di dalam sini. meninggalkan bekas torehan luka yang amat dalam.
makianmu, masih tersimpan di dalam sini. dan, aku masih belum bisa menyembuhkan luka yang menganga.
makianmu, masih tersimpan di dalam sini. masih terbayang kata-kata amarah dalam pelupuk mata.
makianmu
makianmu
makianmu
teruslah memakiku, jika itu memang membuat hatimu lega.
teruslah memakiku, meski itu membuat hatiku terluka.
teruslah
teruslah
teruslah
dan, aku yang akan mengalah
seperti biasa....
- 18 Juli 2009 -
makianmu, masih tersimpan di dalam sini. dan, aku masih belum bisa menyembuhkan luka yang menganga.
makianmu, masih tersimpan di dalam sini. masih terbayang kata-kata amarah dalam pelupuk mata.
makianmu
makianmu
makianmu
teruslah memakiku, jika itu memang membuat hatimu lega.
teruslah memakiku, meski itu membuat hatiku terluka.
teruslah
teruslah
teruslah
dan, aku yang akan mengalah
seperti biasa....
- 18 Juli 2009 -
terimakasih, Sang MahaGuru
hidup tak pernah mudah untukku.
telah ku lalui banyak kisah, yang terkadang membuatku jengah.
telah ku lalui banyak luka, duka, dan airmata. tak mengapa, itu ujian Sang MahaGuru, agar kelak ku makin dewasa.
telah ku terima begitu banyak cela, cibir, dan ludah kalian. tak mengapa, Sang MahaGuru sedang memberiku ujian kenaikan.
meski demikian, aku tak pernah mengeluh. tak juga padaMU. ku terima segalanya dengan hati terbuka.
meski kadang itu berupa tikaman belati atau pecahan kaca, yang menoreh luka.
aku tetap bersyukur padaMU, tetap tersungkur di bawah kakiMU, tetap percaya tentangMU.
ku hanya minta satu hal padaMU:
berikanku hati seluas semestaMU, agar kelak aku masih tetap bisa tersenyum menghadapi setiap ujian kenaikan kelasMU.
Sang MahaGuru-ku....
ini hanya antara KAU dan aku.
- 17 Juli 2009 -
telah ku lalui banyak kisah, yang terkadang membuatku jengah.
telah ku lalui banyak luka, duka, dan airmata. tak mengapa, itu ujian Sang MahaGuru, agar kelak ku makin dewasa.
telah ku terima begitu banyak cela, cibir, dan ludah kalian. tak mengapa, Sang MahaGuru sedang memberiku ujian kenaikan.
meski demikian, aku tak pernah mengeluh. tak juga padaMU. ku terima segalanya dengan hati terbuka.
meski kadang itu berupa tikaman belati atau pecahan kaca, yang menoreh luka.
aku tetap bersyukur padaMU, tetap tersungkur di bawah kakiMU, tetap percaya tentangMU.
ku hanya minta satu hal padaMU:
berikanku hati seluas semestaMU, agar kelak aku masih tetap bisa tersenyum menghadapi setiap ujian kenaikan kelasMU.
Sang MahaGuru-ku....
ini hanya antara KAU dan aku.
- 17 Juli 2009 -
orang pinter itu kamu, bukan aku
orang pinter bukan berarti keblinger. orang pinter bukan berarti bisa pinteri orang lain. orang pinter itu banyak macamnya:
pinter menyakiti orang lain dengan lidahnya. dan, itu kamu.
pinter mengaduk-aduk emosi orang lain. dan, itu kamu.
pinter mengadu domba orang lain. dan, itu kamu.
pinter membawa peran tak berdosa dalam drama hidup. dan, itu kamu.
pinter menjilat pantat orang lain hanya untuk kepentingan diri. dan, itu kamu.
pinter ngibulin orang lain. dan, itu kamu.
pinter merusak milik dan wilayah orang lain. dan, itu kamu.
dan, aku hanya bisa melihatmu dari jauh. kamu ternyata pinter menggunakan kepinteran dalam sandiwara hidup.
dan, aku serupa pecundang di hadapanmu. aku serupa orang bodoh di hadapanmu, wahai orang pinter!!!
ah, tak mengapa.... meski bodoh, aku amat menikmati sandiwara di depan mata. dengan senyuman tetap tersungging di bibir, seperti yang diajarkan ibuku.
- 17 Juli 2009 -
pinter menyakiti orang lain dengan lidahnya. dan, itu kamu.
pinter mengaduk-aduk emosi orang lain. dan, itu kamu.
pinter mengadu domba orang lain. dan, itu kamu.
pinter membawa peran tak berdosa dalam drama hidup. dan, itu kamu.
pinter menjilat pantat orang lain hanya untuk kepentingan diri. dan, itu kamu.
pinter ngibulin orang lain. dan, itu kamu.
pinter merusak milik dan wilayah orang lain. dan, itu kamu.
dan, aku hanya bisa melihatmu dari jauh. kamu ternyata pinter menggunakan kepinteran dalam sandiwara hidup.
dan, aku serupa pecundang di hadapanmu. aku serupa orang bodoh di hadapanmu, wahai orang pinter!!!
ah, tak mengapa.... meski bodoh, aku amat menikmati sandiwara di depan mata. dengan senyuman tetap tersungging di bibir, seperti yang diajarkan ibuku.
- 17 Juli 2009 -
Rabu, 29 Juli 2009
pagi ini, di taman kota
dengan tanganku telah ku hapus jejakku dalam hatimu. lupakan aku. berlayarlah kembali, jadilah nahkoda terbaik untuk belahan jiwamu. dan, itu bukan aku.
namun, tanganku tak mampu menghapus jejakmu dalam hatiku. tak secuil pun aku mampu. melupakanmu, sesuatu yang tak mungkin. biduk itu telah tertambat di sebuah dermaga kosong, tak berpenghuni.
sepi.
sunyi.
sendiri.
menjaga hati.
- 14 Juli 2009 -
namun, tanganku tak mampu menghapus jejakmu dalam hatiku. tak secuil pun aku mampu. melupakanmu, sesuatu yang tak mungkin. biduk itu telah tertambat di sebuah dermaga kosong, tak berpenghuni.
sepi.
sunyi.
sendiri.
menjaga hati.
- 14 Juli 2009 -
bunda, ampuni aku
bunda, tak perlu kau bersedih tentang putri kecilmu lagi. kini, ia telah beranjak dewasa.
putri kecil yang dulu kau besarkan dengan cinta, kini menjelma durga.
maaf, bunda. ini jalan pilihanku. aku tak ingin melihatmu kembali menangisi diriku.
kelak, akan ku lubangi kepala lelaki yang sering melayangkan telapak tangannya padamu.
kelak, akan ku lubangi dada kiri lelaki yang gemar membuatmu menangis.
kelak, akan ku balas semua perlakuan lelaki yang telah menyakiti hatimu, bunda.
meski lelaki itu adalah ayahku.
setelahnya, akan ku urus jasadnya dengan baik dalam sebuah pemakaman syahdu.
bunda, ampuni aku.
- 12 Juli 2009 -
putri kecil yang dulu kau besarkan dengan cinta, kini menjelma durga.
maaf, bunda. ini jalan pilihanku. aku tak ingin melihatmu kembali menangisi diriku.
kelak, akan ku lubangi kepala lelaki yang sering melayangkan telapak tangannya padamu.
kelak, akan ku lubangi dada kiri lelaki yang gemar membuatmu menangis.
kelak, akan ku balas semua perlakuan lelaki yang telah menyakiti hatimu, bunda.
meski lelaki itu adalah ayahku.
setelahnya, akan ku urus jasadnya dengan baik dalam sebuah pemakaman syahdu.
bunda, ampuni aku.
- 12 Juli 2009 -
kekalahanku
dan, telah ku telan kekalahanku hari ini. meringkuk di sudut kamar gelap. tanpa cahaya. seraya menekuk lutut. menangis tanpa bunyi. tangis yang mampu membuat mata sembab dan bengkak.
Sang Penakluk Hati benar-benar membuatku jatuh hati padanya kemarin. dan, pagi ini petir menyambar hatiku. ternyata, dia bukan milikku. hatinya telah menjadi milik perempuan lain.
dan, pagi ini, aku telah menerima kutukan itu. sekali lagi.
- 12 Juli 2009 -
Sang Penakluk Hati benar-benar membuatku jatuh hati padanya kemarin. dan, pagi ini petir menyambar hatiku. ternyata, dia bukan milikku. hatinya telah menjadi milik perempuan lain.
dan, pagi ini, aku telah menerima kutukan itu. sekali lagi.
- 12 Juli 2009 -
sebuah luka lain pada dini hari
kemarin, ketika kita berjumpa ku kira kau berbeda. ah, ternyata sama saja.
kemarin, ketika kita semakin dekat ku kira kau akan menghapus luka. ah, ternyata sama saja.
kemarin, ketika ku bersujud di bawah kakiMU untuk ke sekian kali ku pikir KAU jawab pintaku. ah, ternyata masih juga sama.
kemarin, ketika ku pinta KAU untuk tak memberiku cinta ku pikir KAU mendengar. ah, ternyata KAU juga sama saja.
apa karena KAU berkuasa, lantas KAU bisa main-main dengan cinta dalam setiap hati manusia ???
KAU di mana waktu aku berdoa ???
kemarin, ketika KAU pertemukanku dengannya itu pasti rencanaMU juga kan ???
kemarin, ketika KAU kirim dia dalam hidupku itu pasti keinginanMU untuk mencairkan hatiku yang telah sedingin salju.
sayangnya, KAU selalu memberiku lukaluka membiru setelahnya. ini pasti juga rencanaMU.
apa yang sebenarnya KAU inginkan dariku ???
Jawab aku !!!
Apa yang akan KAU lakukan padaku, jika aku tak lagi percaya padaMU ???
Apa yang akan KAU lakukan padaku, jika aku tak lagi berbicara padaMU ???
selama ini, telah ku lakukan segala pintaMU.... tapi KAU selalu bermain bola dengan hatiku....
ingin ku lupakan diriMU seperti aku ingin melupakanmu, kekasih hatiku.
mampukah aku ???
sementara kau telah mencuri seluruh hatiku dengan senyuman terindahmu.
dan, hatimu ???
ternyata bukan untukku.
kemarin, ketika ku datang ke rumahMU untuk yang ke sekian setiap kali KAU torehkan luka di jiwaku, aku masih berbicara denganMU dengan suara terlembutku.
pagi ini, ketika KAU kembali torehkan luka itu di jiwaku, maaf, aku tak ingin lagi bicara denganMU.
terserah KAU!!!
- 12 Juli 2009 -
* for my sweetest coffee,
my 30 day sweetheart *
kemarin, ketika kita semakin dekat ku kira kau akan menghapus luka. ah, ternyata sama saja.
kemarin, ketika ku bersujud di bawah kakiMU untuk ke sekian kali ku pikir KAU jawab pintaku. ah, ternyata masih juga sama.
kemarin, ketika ku pinta KAU untuk tak memberiku cinta ku pikir KAU mendengar. ah, ternyata KAU juga sama saja.
apa karena KAU berkuasa, lantas KAU bisa main-main dengan cinta dalam setiap hati manusia ???
KAU di mana waktu aku berdoa ???
kemarin, ketika KAU pertemukanku dengannya itu pasti rencanaMU juga kan ???
kemarin, ketika KAU kirim dia dalam hidupku itu pasti keinginanMU untuk mencairkan hatiku yang telah sedingin salju.
sayangnya, KAU selalu memberiku lukaluka membiru setelahnya. ini pasti juga rencanaMU.
apa yang sebenarnya KAU inginkan dariku ???
Jawab aku !!!
Apa yang akan KAU lakukan padaku, jika aku tak lagi percaya padaMU ???
Apa yang akan KAU lakukan padaku, jika aku tak lagi berbicara padaMU ???
selama ini, telah ku lakukan segala pintaMU.... tapi KAU selalu bermain bola dengan hatiku....
ingin ku lupakan diriMU seperti aku ingin melupakanmu, kekasih hatiku.
mampukah aku ???
sementara kau telah mencuri seluruh hatiku dengan senyuman terindahmu.
dan, hatimu ???
ternyata bukan untukku.
kemarin, ketika ku datang ke rumahMU untuk yang ke sekian setiap kali KAU torehkan luka di jiwaku, aku masih berbicara denganMU dengan suara terlembutku.
pagi ini, ketika KAU kembali torehkan luka itu di jiwaku, maaf, aku tak ingin lagi bicara denganMU.
terserah KAU!!!
- 12 Juli 2009 -
* for my sweetest coffee,
my 30 day sweetheart *
aku, kau, kita
kelak, jika kau ada di sisi ingin ku urai satusatu luka dalam laku lalu bersamamu.
karena kau penawar lukaluka laluku.
kelak, jika ku ada di sisi ingin kau urai satusatu luka dalam laku lalu bersamaku.
karena aku penawar lukaluka lalumu.
mengurai luka
melerai duka
bersama kita
setelahnya, biarlah hanya kita di sini. berdua saja. tak perlu lagi kembali pada luka hati lalu.
setelahnya, biarlah hanya kita di sini. berdua saja. melangkah maju, merenda mimpi berdua. aku dan kau.
setelahnya, biarlah hanya kita di sini. berdua saja. menikmati masa renta bersama. aku dan kau.
hingga DIA meminta kembali jiwajiwa kita bersama. aku dan kau.
- 10 Juli 2009 -
: for my sweetest coffee
karena kau penawar lukaluka laluku.
kelak, jika ku ada di sisi ingin kau urai satusatu luka dalam laku lalu bersamaku.
karena aku penawar lukaluka lalumu.
mengurai luka
melerai duka
bersama kita
setelahnya, biarlah hanya kita di sini. berdua saja. tak perlu lagi kembali pada luka hati lalu.
setelahnya, biarlah hanya kita di sini. berdua saja. melangkah maju, merenda mimpi berdua. aku dan kau.
setelahnya, biarlah hanya kita di sini. berdua saja. menikmati masa renta bersama. aku dan kau.
hingga DIA meminta kembali jiwajiwa kita bersama. aku dan kau.
- 10 Juli 2009 -
: for my sweetest coffee
kisah tentang luka
: dan, luka itu masih merah
suatu ketika, pernah ku punya seorang mahasiswa. ternyata, ia seorang pecandu narkoba. ku tahu itu sejak mula, ketika kita bertatap mata.
ketika keluarga dan teman-temannya tak pernah menaruh curiga. dan, aku mencoba menariknya dari jurang narkoba, dengan menjadi teman baginya.
ah, dia masih muda. rela menyabung nyawa demi nikmat cumbuan si narkoba. ketika itu, aku pun masih muda. kita sebaya, dan aku tak rela dirinya ada dalam pelukan narkoba.
ku dekati dirinya, menjamah hatinya dengan kasih dan percaya padanya bahwa ia sanggup berubah. seperti janji yang diucapkan mulutnya ketika ku pergoki dirinya dalam toilet sedang menikmati narkoba dalam aliran darahnya.
hingga suatu ketika, ku pergoki ia mencuri isi dompetku pula, demi si keparat narkoba. masih juga ku beri maaf padanya, memberinya kesempatan kedua. dan, tak lelah ku coba membimbingnya kembali agar ia lepas dari dekapan si narkoba.
sayang, ia telah benarbenar terbius pesona narkoba. hingga airmata sang bunda pun tak mampu membuatnya pergi dari rayuan si keparat narkoba.
ah, aku bukan siapasiapa. hanya seorang teman yang ingin membantunya lepas dari dekapan si narkoba.
hingga suatu ketika, ia benarbenar membuat amarahku meledak, membuatku menjadi perempuan tolol di depan para kolega kerja dan teman-teman mahasiswa. dalam pengaruh bius narkoba, mulutnya menceracau bahwa aku adalah kekasih hatinya. dan, mulut kotornya menceracau bahwa aku juga telah ditidurinya.
bah, parahnya para kolega kerja dan teman-teman mahasiswa lebih percaya pada mulut nistanya.
atas dasar apa kalian percaya ???
hanya TUHAN yang MAHATAHU, seujung rambutku pun tak bisa disentuhnya. aku adalah perempuan yang sangat paham batasan norma yang kalian gubah dan sembah.
ah, niat baikku telah dikotori oleh katakata kotornya. katakatanya amat tak senonoh. cibiran dan cemooh para kolega kerja. cibiran dan cemooh kalian amat heboh. kasak-kusuk para mahasiswa. kasak-kusuk kalian amat bodoh.
tahukah kalian ? apa yang kalian lakukan padaku telah membuat hatiku terluka, amat terluka.
dan, maaf hatiku masih terluka. selama ia masih di sana, tertawa bahagia dan belum menerima karma.
dan, maaf hatiku masih sangat terluka. balasan itu pasti ada, meski ia sembunyi hingga ke ujung dunia.
kelak, TUHAN akan bicara dengan caraNYA, pada orangorang yang telah membuatku terluka dengan lidahlidah berbisa mereka. aku percaya keadilan TUHAN itu ada.
dan, itulah karma.
- 8 Juli 2009 -
* pengabdian dari Madiun: September 2005 - Juli 2006 *
suatu ketika, pernah ku punya seorang mahasiswa. ternyata, ia seorang pecandu narkoba. ku tahu itu sejak mula, ketika kita bertatap mata.
ketika keluarga dan teman-temannya tak pernah menaruh curiga. dan, aku mencoba menariknya dari jurang narkoba, dengan menjadi teman baginya.
ah, dia masih muda. rela menyabung nyawa demi nikmat cumbuan si narkoba. ketika itu, aku pun masih muda. kita sebaya, dan aku tak rela dirinya ada dalam pelukan narkoba.
ku dekati dirinya, menjamah hatinya dengan kasih dan percaya padanya bahwa ia sanggup berubah. seperti janji yang diucapkan mulutnya ketika ku pergoki dirinya dalam toilet sedang menikmati narkoba dalam aliran darahnya.
hingga suatu ketika, ku pergoki ia mencuri isi dompetku pula, demi si keparat narkoba. masih juga ku beri maaf padanya, memberinya kesempatan kedua. dan, tak lelah ku coba membimbingnya kembali agar ia lepas dari dekapan si narkoba.
sayang, ia telah benarbenar terbius pesona narkoba. hingga airmata sang bunda pun tak mampu membuatnya pergi dari rayuan si keparat narkoba.
ah, aku bukan siapasiapa. hanya seorang teman yang ingin membantunya lepas dari dekapan si narkoba.
hingga suatu ketika, ia benarbenar membuat amarahku meledak, membuatku menjadi perempuan tolol di depan para kolega kerja dan teman-teman mahasiswa. dalam pengaruh bius narkoba, mulutnya menceracau bahwa aku adalah kekasih hatinya. dan, mulut kotornya menceracau bahwa aku juga telah ditidurinya.
bah, parahnya para kolega kerja dan teman-teman mahasiswa lebih percaya pada mulut nistanya.
atas dasar apa kalian percaya ???
hanya TUHAN yang MAHATAHU, seujung rambutku pun tak bisa disentuhnya. aku adalah perempuan yang sangat paham batasan norma yang kalian gubah dan sembah.
ah, niat baikku telah dikotori oleh katakata kotornya. katakatanya amat tak senonoh. cibiran dan cemooh para kolega kerja. cibiran dan cemooh kalian amat heboh. kasak-kusuk para mahasiswa. kasak-kusuk kalian amat bodoh.
tahukah kalian ? apa yang kalian lakukan padaku telah membuat hatiku terluka, amat terluka.
dan, maaf hatiku masih terluka. selama ia masih di sana, tertawa bahagia dan belum menerima karma.
dan, maaf hatiku masih sangat terluka. balasan itu pasti ada, meski ia sembunyi hingga ke ujung dunia.
kelak, TUHAN akan bicara dengan caraNYA, pada orangorang yang telah membuatku terluka dengan lidahlidah berbisa mereka. aku percaya keadilan TUHAN itu ada.
dan, itulah karma.
- 8 Juli 2009 -
* pengabdian dari Madiun: September 2005 - Juli 2006 *
sebuah kisah tentangmu
: untuk Faizun Qomar
kisah lain tentang lelaki kampung, yang datang ketika ku murung.
ah, ku pikir tak ada beda. mereka adalah makhluk yang sama. gemar berbicara hal-hal manis, dan lantas berperilaku sinis.
dan, ketika dirimu datang dengan katakata manis, ku lebih suka berteriak histeris.
mengapa ? karena selama ini mereka yang gemar berkatakata manis benarbenar telah membuatku muak.
ternyata, lelaki kampung ini malah menghapus murungku. lelaki kampung ini tetap bersikap manis, meski ku histeris. sikap manis romantismu mampu hapus histeris jadi senyuman manis.
dan, ketika kau pergi, meski sesaat. ku merasa tersesat.
ah, lelaki kampung ini telah membuatku bingung. sebentar sikap manismu mampu hapus histeris jadi senyuman manis, dan katakata diplomatismu mampu buatku kembali menangis tiris.
dan, tepat di hari lahirmu, ku hanya ingin satu hal darimu: dirimu jadi pelindung hatiku, selamanya....
menjadi penjaga jiwa ketika ku mulai tak percaya pada cinta.
menjadi penunjuk jalan ketika ku mulai tersesat.
menjadi tanganku ketika ku tak mampu meraih.
menjadi langkah kakiku ketika ku mulai lelah melangkah.
menjadi semangatku ketika ku mulai jengah.
menjadi dirimu ketika ku mulai hilang diriku.
semoga....
- 7 Juli 2009 -
kisah lain tentang lelaki kampung, yang datang ketika ku murung.
ah, ku pikir tak ada beda. mereka adalah makhluk yang sama. gemar berbicara hal-hal manis, dan lantas berperilaku sinis.
dan, ketika dirimu datang dengan katakata manis, ku lebih suka berteriak histeris.
mengapa ? karena selama ini mereka yang gemar berkatakata manis benarbenar telah membuatku muak.
ternyata, lelaki kampung ini malah menghapus murungku. lelaki kampung ini tetap bersikap manis, meski ku histeris. sikap manis romantismu mampu hapus histeris jadi senyuman manis.
dan, ketika kau pergi, meski sesaat. ku merasa tersesat.
ah, lelaki kampung ini telah membuatku bingung. sebentar sikap manismu mampu hapus histeris jadi senyuman manis, dan katakata diplomatismu mampu buatku kembali menangis tiris.
dan, tepat di hari lahirmu, ku hanya ingin satu hal darimu: dirimu jadi pelindung hatiku, selamanya....
menjadi penjaga jiwa ketika ku mulai tak percaya pada cinta.
menjadi penunjuk jalan ketika ku mulai tersesat.
menjadi tanganku ketika ku tak mampu meraih.
menjadi langkah kakiku ketika ku mulai lelah melangkah.
menjadi semangatku ketika ku mulai jengah.
menjadi dirimu ketika ku mulai hilang diriku.
semoga....
- 7 Juli 2009 -
elegi lelaki kopi
: for my sweetest coffee
kemarin, senyum itu masih terkulum. kemarin pula, tawa itu masih terdengar renyah di telinga.
hari ini, tak ada lagi senyum terkulum. hari ini pula, tak ada lagi tawa renyah yang mampu membuat hari kian cerah.
hari ini, airmata tibatiba menggenang kembali di sana. entah mengapa, tibatiba membayang kembali duka. entah mengapa, tibatiba membayang kembali luka.
kemarin, semua terlihat indah. kemarin pula, semua terlihat cerah.
hari ini, semua terlihat resah. hari ini pula, semua terlihat gundah.
ah, kemarin itu ilusi, hanya mimpi di siang hari, mimpi yang mungkin tak pernah terjadi.
benarkah ???
kemarin, dentum perkusi terdengar melodi, seirama detak jantung dan desah nafas seperti tak kenal lelah.
hari ini, dentum perkusi terdengar seperti elegi, seirama detak jantung dan desah nafas kian melemah seperti menyerah kalah.
andai kau tahu, ku temukan kembali hidupku bersamamu.
entah esok, ketika kau pergi mungkin langkahku akan kembali terseok.
ah, pergilah jika kau memang harus pergi dari sisi ini. dan, aku pun harus segera mengakhiri mimpi kembali berjalan sendiri, tanpa siapa pun menemani.
ah, aku lelah tak ingin kembali melangkah.
ah, kisah yang membuat gerah.
ah, kisah yang membuat jengah.
dan, hari ini melodi telah berganti elegi....
benarkah ???
- 5 Juli 2009 -
kemarin, senyum itu masih terkulum. kemarin pula, tawa itu masih terdengar renyah di telinga.
hari ini, tak ada lagi senyum terkulum. hari ini pula, tak ada lagi tawa renyah yang mampu membuat hari kian cerah.
hari ini, airmata tibatiba menggenang kembali di sana. entah mengapa, tibatiba membayang kembali duka. entah mengapa, tibatiba membayang kembali luka.
kemarin, semua terlihat indah. kemarin pula, semua terlihat cerah.
hari ini, semua terlihat resah. hari ini pula, semua terlihat gundah.
ah, kemarin itu ilusi, hanya mimpi di siang hari, mimpi yang mungkin tak pernah terjadi.
benarkah ???
kemarin, dentum perkusi terdengar melodi, seirama detak jantung dan desah nafas seperti tak kenal lelah.
hari ini, dentum perkusi terdengar seperti elegi, seirama detak jantung dan desah nafas kian melemah seperti menyerah kalah.
andai kau tahu, ku temukan kembali hidupku bersamamu.
entah esok, ketika kau pergi mungkin langkahku akan kembali terseok.
ah, pergilah jika kau memang harus pergi dari sisi ini. dan, aku pun harus segera mengakhiri mimpi kembali berjalan sendiri, tanpa siapa pun menemani.
ah, aku lelah tak ingin kembali melangkah.
ah, kisah yang membuat gerah.
ah, kisah yang membuat jengah.
dan, hari ini melodi telah berganti elegi....
benarkah ???
- 5 Juli 2009 -
melodi lelaki kopi
: for my sweetest coffee
lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. duh, bahagia terasa, hahahaha
ketika kau menghilang, meski sesaat, ada ketakutan jika ini hanya jerat hasrat sesaat.
sesaat jerat terasa nikmat. dan, ketakutan ketika jerat terasa sesat. menjerat hingga ku kembali terluka, hingga kembali menjerat duka.
lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. mungkinkah kau memahami gejolak rasa dalam dada ? mungkinkah kau memiliki gejolak rasa yang sama ?
lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. senyummu menjerat, katakatamu memikat. ah, semoga ini bukan jerat hasrat sesaat.
lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. semoga kau mampu mengukir tawa dalam dada, selamanya....
karena, tak ingin ku lepaskan hatiku untuk mencintaimu, lelaki bersahaja yang selalu mengukir tawa. semoga ini memang cinta, bukan luka berbalut fatamorgana.
karena bagiku, kau tak hanya mengukir tawa. kau adalah kopi yang mengusir kantukku, kau adalah coklat yang mengusir gundahku.
lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. kau bukan balita, kau adalah lelaki dewasa yang membuatku merasa kembali seperti gadis belia.
- 2 Juli 2009 -
lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. duh, bahagia terasa, hahahaha
ketika kau menghilang, meski sesaat, ada ketakutan jika ini hanya jerat hasrat sesaat.
sesaat jerat terasa nikmat. dan, ketakutan ketika jerat terasa sesat. menjerat hingga ku kembali terluka, hingga kembali menjerat duka.
lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. mungkinkah kau memahami gejolak rasa dalam dada ? mungkinkah kau memiliki gejolak rasa yang sama ?
lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. senyummu menjerat, katakatamu memikat. ah, semoga ini bukan jerat hasrat sesaat.
lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. semoga kau mampu mengukir tawa dalam dada, selamanya....
karena, tak ingin ku lepaskan hatiku untuk mencintaimu, lelaki bersahaja yang selalu mengukir tawa. semoga ini memang cinta, bukan luka berbalut fatamorgana.
karena bagiku, kau tak hanya mengukir tawa. kau adalah kopi yang mengusir kantukku, kau adalah coklat yang mengusir gundahku.
lelaki itu berkacamata, dengan gaya bersahaja sempat mengukir tawa dalam dada. kau bukan balita, kau adalah lelaki dewasa yang membuatku merasa kembali seperti gadis belia.
- 2 Juli 2009 -
rengganis
tak pernah henti ku cari artimu, rengganis....
tak pernah henti ku bertanya mengapa ayah memberiku nama rengganis....
ayah, doa yang kau berikan lewat nama itu memang manis, semanis kepak rengganis.
ayah, harap yang kau tanam padaku begitu berat, hingga ku merasa terbenam dalam harap yang kian sarat.
ayah, rengganis itu memang selalu manis seperti pujian yang kerap diberikan orang jika melihatnya, berlompatan dan berkicau selalu dalam sangkarnya.
tapi, ayah, tahukah kau bahwa rengganis itu juga sadis ? bukan pada orang lain, melainkan sadis pada diri sendiri. bengis pada nurani sendiri, kejam dan keras dalam menempa diri sendiri.
ayah, telah ku baca puluhan naskah tentang rengganis, menurutku dia memang perempuan manis, tapi berakhir tragis.
rengganis itu seorang putri yang turun ke bumi, menghisap sari-sari bunga di taman seorang raja, yang kelak menyandingnya sebagai belahan jiwa. karena hanya lewat sari bunga, rengganis tetap bisa menghirup hawa dunia.
rengganis itu seorang putri, yang tak pernah mengizinkan lelaki manapun untuk menyentuhnya, sebelum lelaki itu menjadi suaminya. karena ia sangat sadar dirinya amat berharga, seperti mutiara yang tak ternilai harganya.
rengganis itu seorang putri, yang dengan penuh kesadaran mencari sendiri seorang madu bagi suaminya, seperti sumbadra mencari madu bagi arjuna.
rengganis itu seorang putri, yang moksa dalam sebuah gua di akhir hidupnya.
ayah, kisah inikah yang selalu membuatmu bangga ?
ayah, kisah inikah yang selalu membuatmu berkata: "putri ayah tak boleh lelah, putri ayah tak boleh kalah" ?
ah, entahlah....
rengganis kadang terdengar indah serupa anugerah atau kadang tercium racun serupa kutukan.
rengganis itu liris yang kadang terdengar miris dalam tiris teritis di tengah gerimis dalam kisah romantis.
- 28 Juni 2009 -
tak pernah henti ku bertanya mengapa ayah memberiku nama rengganis....
ayah, doa yang kau berikan lewat nama itu memang manis, semanis kepak rengganis.
ayah, harap yang kau tanam padaku begitu berat, hingga ku merasa terbenam dalam harap yang kian sarat.
ayah, rengganis itu memang selalu manis seperti pujian yang kerap diberikan orang jika melihatnya, berlompatan dan berkicau selalu dalam sangkarnya.
tapi, ayah, tahukah kau bahwa rengganis itu juga sadis ? bukan pada orang lain, melainkan sadis pada diri sendiri. bengis pada nurani sendiri, kejam dan keras dalam menempa diri sendiri.
ayah, telah ku baca puluhan naskah tentang rengganis, menurutku dia memang perempuan manis, tapi berakhir tragis.
rengganis itu seorang putri yang turun ke bumi, menghisap sari-sari bunga di taman seorang raja, yang kelak menyandingnya sebagai belahan jiwa. karena hanya lewat sari bunga, rengganis tetap bisa menghirup hawa dunia.
rengganis itu seorang putri, yang tak pernah mengizinkan lelaki manapun untuk menyentuhnya, sebelum lelaki itu menjadi suaminya. karena ia sangat sadar dirinya amat berharga, seperti mutiara yang tak ternilai harganya.
rengganis itu seorang putri, yang dengan penuh kesadaran mencari sendiri seorang madu bagi suaminya, seperti sumbadra mencari madu bagi arjuna.
rengganis itu seorang putri, yang moksa dalam sebuah gua di akhir hidupnya.
ayah, kisah inikah yang selalu membuatmu bangga ?
ayah, kisah inikah yang selalu membuatmu berkata: "putri ayah tak boleh lelah, putri ayah tak boleh kalah" ?
ah, entahlah....
rengganis kadang terdengar indah serupa anugerah atau kadang tercium racun serupa kutukan.
rengganis itu liris yang kadang terdengar miris dalam tiris teritis di tengah gerimis dalam kisah romantis.
- 28 Juni 2009 -
ayah
putrimu ini sudah sangat lelah, ayah.
dengan berat busur panah, yang mesti ku sandang tanpa kenal lelah.
seperti pesan yang selalu kau ceramahkan di telingaku:
"putri ayah tak boleh lelah, putri ayah tak boleh kalah"
ah, ayah...
bicara itu memang mudah, amat mudah, selalu mudah.
lelah dengan segala ceramah, jengah dengan segala tingkah polah.
izinkanku istirah, ayah.
ku amat lelah, meski ku enggan kalah.
ayah, kadang ku ingin tusukkan anak panah ke jantungku sendiri, jika kau tak bisa pahami lelah putrimu ini.
karena kau ayahku
dan, aku harus patuhi segala titahmu.
karena kau ayahku
dan, aku masih sangat sayang pada ibuku.
karena kau ayahku
dan, aku harus lupakan lelahku.
karena kau ayahku
dan, aku harus abaikan jengahku.
karena kau ayahku
dan, aku tak mungkin meminta Tuhan memberiku ayah yang lain.
karena kau ayahku
dan, aku putrimu.
lelahku dengan segala laku.
lelahku dengan segala ini itu.
ayah, izinkanku istirah...
- 26 Juni 2007 -
dengan berat busur panah, yang mesti ku sandang tanpa kenal lelah.
seperti pesan yang selalu kau ceramahkan di telingaku:
"putri ayah tak boleh lelah, putri ayah tak boleh kalah"
ah, ayah...
bicara itu memang mudah, amat mudah, selalu mudah.
lelah dengan segala ceramah, jengah dengan segala tingkah polah.
izinkanku istirah, ayah.
ku amat lelah, meski ku enggan kalah.
ayah, kadang ku ingin tusukkan anak panah ke jantungku sendiri, jika kau tak bisa pahami lelah putrimu ini.
karena kau ayahku
dan, aku harus patuhi segala titahmu.
karena kau ayahku
dan, aku masih sangat sayang pada ibuku.
karena kau ayahku
dan, aku harus lupakan lelahku.
karena kau ayahku
dan, aku harus abaikan jengahku.
karena kau ayahku
dan, aku tak mungkin meminta Tuhan memberiku ayah yang lain.
karena kau ayahku
dan, aku putrimu.
lelahku dengan segala laku.
lelahku dengan segala ini itu.
ayah, izinkanku istirah...
- 26 Juni 2007 -
menulis itu tak pernah mudah bagiku
- untuk aditta hamid -
bagiku, menulis itu bukan kerja mudah. hanya dengan bertemu sekilas, lantas terlahir satu kisah.
bagiku, menulis itu melibatkan proses kimiawi. bahasa kerennya, chemistry, yang bisa beri lecutan elektrik di hati.
bagiku, menulis itu bukan sekadar inspirasi. ada kisah yang pernah terlampaui, entah itu tawa atau nyeri.
bagiku, menulis itu panggilan hati. melibatkan pula nurani, bukan sekadar corat-coret di sana-sini.
dan, jika ku diminta paksa menulis tentangmu:
maaf, ku hanya bisa meringis, menunjukkan gigi-gigi berbaris di depanmu, hihihihihi...
dan, jika kau terus berharap ku akan menulis tentangmu:
maaf, ku hanya bisa tiarap memintamu untuk mengerti diriku, huhuhuhu...
dan, tulisan ini pun mungkin tak berharga bagimu. aku bukan pujangga hebat sekelas soni farid maulana. jika ingin puisi indah, minta saja puisi padanya, hahahaha...
aku hanya perempuan, gemar menulis sembarangan, tak paham aturan dalam tulisan.
aku hanya perempuan, gemar kebebasan, tak suka aturan dalam permainan.
aku hanya perempuan, gemar berteman, tak suka bermusuhan.
aku hanya perempuan biasa, tak suka dipaksa-paksa.
aku hanya perempuan, kamu pun perempuan atau hanya sekadar wanita ?
jenis kelamin boleh saja sama, pemahaman pastilah berbeda. seperti kata pepatah gubahan saya: rambut boleh sama hitam, pikiran kelam di dalamnya, siapa sangka ?
pelajaran dewasa pertama: berhentilah berharap pada manusia, kelak kau akan kecewa. berharaplah hanya pada Tuhan, kelak kau akan temukan jalan.
semoga....
- 25 Juni 2009 -
bagiku, menulis itu bukan kerja mudah. hanya dengan bertemu sekilas, lantas terlahir satu kisah.
bagiku, menulis itu melibatkan proses kimiawi. bahasa kerennya, chemistry, yang bisa beri lecutan elektrik di hati.
bagiku, menulis itu bukan sekadar inspirasi. ada kisah yang pernah terlampaui, entah itu tawa atau nyeri.
bagiku, menulis itu panggilan hati. melibatkan pula nurani, bukan sekadar corat-coret di sana-sini.
dan, jika ku diminta paksa menulis tentangmu:
maaf, ku hanya bisa meringis, menunjukkan gigi-gigi berbaris di depanmu, hihihihihi...
dan, jika kau terus berharap ku akan menulis tentangmu:
maaf, ku hanya bisa tiarap memintamu untuk mengerti diriku, huhuhuhu...
dan, tulisan ini pun mungkin tak berharga bagimu. aku bukan pujangga hebat sekelas soni farid maulana. jika ingin puisi indah, minta saja puisi padanya, hahahaha...
aku hanya perempuan, gemar menulis sembarangan, tak paham aturan dalam tulisan.
aku hanya perempuan, gemar kebebasan, tak suka aturan dalam permainan.
aku hanya perempuan, gemar berteman, tak suka bermusuhan.
aku hanya perempuan biasa, tak suka dipaksa-paksa.
aku hanya perempuan, kamu pun perempuan atau hanya sekadar wanita ?
jenis kelamin boleh saja sama, pemahaman pastilah berbeda. seperti kata pepatah gubahan saya: rambut boleh sama hitam, pikiran kelam di dalamnya, siapa sangka ?
pelajaran dewasa pertama: berhentilah berharap pada manusia, kelak kau akan kecewa. berharaplah hanya pada Tuhan, kelak kau akan temukan jalan.
semoga....
- 25 Juni 2009 -
mata-mata
: untukmu
ku lihat matamu
ada di dalam matanya.
bola mata kelabu
dengan tatap mata liar.
mata itu sempat menuai cinta, sekaligus luka.
ketika, ku lihat matamu di dalam matanya
ku ingin lakukan satu hal:
menusuk keduanya dengan jemariku.
ah, sayang itu bukan matamu.
ku tunggu waktu
dan, bersabar dalam setiap doaku.
agar kelak ku masih bisa bertemu denganmu.
dan, bisa menusuk kedua matamu dengan telunjuk dan jari tengahku.
: blusssssh....
- 25 Juni 2009 -
ku lihat matamu
ada di dalam matanya.
bola mata kelabu
dengan tatap mata liar.
mata itu sempat menuai cinta, sekaligus luka.
ketika, ku lihat matamu di dalam matanya
ku ingin lakukan satu hal:
menusuk keduanya dengan jemariku.
ah, sayang itu bukan matamu.
ku tunggu waktu
dan, bersabar dalam setiap doaku.
agar kelak ku masih bisa bertemu denganmu.
dan, bisa menusuk kedua matamu dengan telunjuk dan jari tengahku.
: blusssssh....
- 25 Juni 2009 -
cukup untukku
: untukmu
cukup melihatmu di kejauhan.
bercengkrama dengan teman-teman.
bahkan teman-teman wanitamu.
itu sudah membuatku tersenyum dengan tulus.
teriring sebaris doa:
semoga seorang dari mereka adalah orang yang akan bersama hingga dirimu renta.
cukup melihatmu di kejauhan.
berkarya dengan jemari dan juga kepandaianmu.
itu sudah membuatku bahagia.
seraya terucap sebaris doa:
semoga jemari dan kepandaianmu mampu memberi penghidupan bagimu dan keluarga kelak.
cukup melihatmu di kejauhan.
mengeluh tentang ini dan itu.
bahkan pada seorang wanita yang mungkin telah merebut hatimu.
itu cukup membuatku tersenyum bahagia.
karena dengan melihatmu mengeluh, ternyata dirimu bukan dewa, hanya manusia biasa, yang kadang masih perlu perhatian dari seorang wanita.
ya, wanita.. kau butuh wanita, tak perlu sesumbar dengan berkata kau tak butuh wanita. kelak, kau ingkar akan ludah yang telah kau keluarkan dari mulutmu.
ya, selamat berbahagia. bersamanya, wanita yang kau puja.
dan, aku akan tetap ada di kejauhan.
mengucap sebait demi sebait doa untuk kalian.
berada di kejauhan.
menjadi perempuan.
dan, bukan sekadar wanita.
seperti yang diajarkan oleh ibu dan ayahku.
- 24 Juni 2009 -
cukup melihatmu di kejauhan.
bercengkrama dengan teman-teman.
bahkan teman-teman wanitamu.
itu sudah membuatku tersenyum dengan tulus.
teriring sebaris doa:
semoga seorang dari mereka adalah orang yang akan bersama hingga dirimu renta.
cukup melihatmu di kejauhan.
berkarya dengan jemari dan juga kepandaianmu.
itu sudah membuatku bahagia.
seraya terucap sebaris doa:
semoga jemari dan kepandaianmu mampu memberi penghidupan bagimu dan keluarga kelak.
cukup melihatmu di kejauhan.
mengeluh tentang ini dan itu.
bahkan pada seorang wanita yang mungkin telah merebut hatimu.
itu cukup membuatku tersenyum bahagia.
karena dengan melihatmu mengeluh, ternyata dirimu bukan dewa, hanya manusia biasa, yang kadang masih perlu perhatian dari seorang wanita.
ya, wanita.. kau butuh wanita, tak perlu sesumbar dengan berkata kau tak butuh wanita. kelak, kau ingkar akan ludah yang telah kau keluarkan dari mulutmu.
ya, selamat berbahagia. bersamanya, wanita yang kau puja.
dan, aku akan tetap ada di kejauhan.
mengucap sebait demi sebait doa untuk kalian.
berada di kejauhan.
menjadi perempuan.
dan, bukan sekadar wanita.
seperti yang diajarkan oleh ibu dan ayahku.
- 24 Juni 2009 -
bersama-MU
menikmati
sepi
sunyi
sendiri
tepat di bawah kaki-MU
membuat hati mengerti
diri tak pernah sendiri
ketika bersama-MU
selalu
- 22 Juni 2009 -
sepi
sunyi
sendiri
tepat di bawah kaki-MU
membuat hati mengerti
diri tak pernah sendiri
ketika bersama-MU
selalu
- 22 Juni 2009 -
kadang
kadang syaraf ini perlu pahit kopi
ketika kantuk mulai merayapi mata ini
kadang lidah ini perlu permen manis
ketika bibir perlu senyum termanis
kadang syaraf ini perlu manis coklat
ketika aliran darah pekat perlu asupan semangat
kadang lidah ini perlu permen asam
ketika dunia ini dipenuhi hipokrit terbalut senyum
kadang syaraf ini perlu sengatan listrik
ketika dunia ini makin penuh dengan intrik
kadang lidah ini perlu obat pahit
ketika dunia ini makin sengit
kadang syaraf ini perlu rehat
begitu pun otak yang mulai penat
kadang mulut dan bibir ini perlu libur
begitu pun lidah yang mulai hambar
kadang, biarlah mata ini lelap tertidur
biarlah otak ini sejenak terhibur
kadang kaki ini pun ingin berlari dari semua lelah ini
kadang hati ini pun ingin berhenti dari semua rasa ini
ah, kadang....
tak akan terulang segala yang telah berpulang.
- 22 Juni 2009 -
ketika kantuk mulai merayapi mata ini
kadang lidah ini perlu permen manis
ketika bibir perlu senyum termanis
kadang syaraf ini perlu manis coklat
ketika aliran darah pekat perlu asupan semangat
kadang lidah ini perlu permen asam
ketika dunia ini dipenuhi hipokrit terbalut senyum
kadang syaraf ini perlu sengatan listrik
ketika dunia ini makin penuh dengan intrik
kadang lidah ini perlu obat pahit
ketika dunia ini makin sengit
kadang syaraf ini perlu rehat
begitu pun otak yang mulai penat
kadang mulut dan bibir ini perlu libur
begitu pun lidah yang mulai hambar
kadang, biarlah mata ini lelap tertidur
biarlah otak ini sejenak terhibur
kadang kaki ini pun ingin berlari dari semua lelah ini
kadang hati ini pun ingin berhenti dari semua rasa ini
ah, kadang....
tak akan terulang segala yang telah berpulang.
- 22 Juni 2009 -
inginku: sebatas ingin
- untukmu: satu selalu di hati, meski kau tak tahu -
ingin ku hapus murung.
serupa angin menghembus mendung.
apalah daya, ku bukan angin menghembus itu.
ingin ku hapus hujan.
serupa pelangi menawan di antara awan.
apalah daya, ku bukan pelangi menawan itu.
apalah aku.
siapalah aku.
entahlah aku.
bila ku tanpaMU.
- 21 Juni 2009 -
ingin ku hapus murung.
serupa angin menghembus mendung.
apalah daya, ku bukan angin menghembus itu.
ingin ku hapus hujan.
serupa pelangi menawan di antara awan.
apalah daya, ku bukan pelangi menawan itu.
apalah aku.
siapalah aku.
entahlah aku.
bila ku tanpaMU.
- 21 Juni 2009 -
merindu kota biru
- untuk yogya -
ah, kota ini makin gerah....
makin asing dengan segala bising.
makin menggebu dengan segala abu dan debu.
makin jengah dengan segala tingkah polah.
makin sombong dengan segala bohong.
makin kumal dengan segala mal.
ah, ke mana kota itu ?
kota yang dulu selalu terindu dengan segala sendu.
kini, menjelma semu.
kota yang dulu selalu terjamah dengan segala ramah.
kini, menjelma serapah.
ah, kota itu telah penuh terjejal....
segala mal berdiri dengan megah bersanding terjal dengan rakyat yang kian susah.
segala diskotik berdiri mewah bersanding terbalik dengan rakyat yang kian resah.
ah, ke mana yogya tercinta ?
kota yang pernah membesarkanku dengan segala nilai tentang saling peduli dan menghargai.
kota yang pernah mendidikku dengan segala norma tentang saling mengasihi dan mencinta.
ah, kota itu telah ditelan bumi....
berganti dengan segala modernisasi tanpa henti di sana-sini.
berganti dengan segala modernisasi yang nyaris tanpa nurani.
ah, siang ini....
di perempatan itu ku lihat kembali gadis kecil sibuk memungut belas kasih dari segala mobil dan motor dengan sehelai kain kotor.
ah, siang ini....
di perempatan itu ku lihat kembali jejaka kecil tergeletak dalam damai tidur siang di atas trotoar menunggu sang ibu menawarkan harian pagi dengan wajah tawar.
ah, siang ini....
di perempatan itu ku lihat seorang lelaki renta terduduk lemah dengan wajah lelah.
dan, aku hanya bisa melihat itu semua dengan airmata tertahan. tanpa daya, tanganku belum mampu meraih mereka.
ah, siang ini....
di perempatan itu, ku rasa aku telah berdosa pada mereka.
ah, ku hanya mampu beri lembar-lembar terakhir dalam dompet untuk mereka. lembar-lembar yang mungkin tak membuat mereka bahagia. lembar-lembar yang hanya bisa bantu mengganjal perut mereka malam ini, entah esok hari.
Tuhan, lebarkan sayapku agar kelak ku bisa merengkuh mereka dalam dekapanku....
- 19 Juni 2009 -
ah, kota ini makin gerah....
makin asing dengan segala bising.
makin menggebu dengan segala abu dan debu.
makin jengah dengan segala tingkah polah.
makin sombong dengan segala bohong.
makin kumal dengan segala mal.
ah, ke mana kota itu ?
kota yang dulu selalu terindu dengan segala sendu.
kini, menjelma semu.
kota yang dulu selalu terjamah dengan segala ramah.
kini, menjelma serapah.
ah, kota itu telah penuh terjejal....
segala mal berdiri dengan megah bersanding terjal dengan rakyat yang kian susah.
segala diskotik berdiri mewah bersanding terbalik dengan rakyat yang kian resah.
ah, ke mana yogya tercinta ?
kota yang pernah membesarkanku dengan segala nilai tentang saling peduli dan menghargai.
kota yang pernah mendidikku dengan segala norma tentang saling mengasihi dan mencinta.
ah, kota itu telah ditelan bumi....
berganti dengan segala modernisasi tanpa henti di sana-sini.
berganti dengan segala modernisasi yang nyaris tanpa nurani.
ah, siang ini....
di perempatan itu ku lihat kembali gadis kecil sibuk memungut belas kasih dari segala mobil dan motor dengan sehelai kain kotor.
ah, siang ini....
di perempatan itu ku lihat kembali jejaka kecil tergeletak dalam damai tidur siang di atas trotoar menunggu sang ibu menawarkan harian pagi dengan wajah tawar.
ah, siang ini....
di perempatan itu ku lihat seorang lelaki renta terduduk lemah dengan wajah lelah.
dan, aku hanya bisa melihat itu semua dengan airmata tertahan. tanpa daya, tanganku belum mampu meraih mereka.
ah, siang ini....
di perempatan itu, ku rasa aku telah berdosa pada mereka.
ah, ku hanya mampu beri lembar-lembar terakhir dalam dompet untuk mereka. lembar-lembar yang mungkin tak membuat mereka bahagia. lembar-lembar yang hanya bisa bantu mengganjal perut mereka malam ini, entah esok hari.
Tuhan, lebarkan sayapku agar kelak ku bisa merengkuh mereka dalam dekapanku....
- 19 Juni 2009 -
ku tak ingin (2)
- untuk perempuan -
ku tak ingin punya pacar, yang mulutnya gemar mencecar. ku ingin punya pacar, yang mulutnya pandai berkelakar.
ku tak ingin punya pacar, yang tangannya gemar main gampar. ku ingin punya pacar, yang tangannya pandai menggambar.
ku tak ingin punya pacar, yang gemar berkata kasar. ku ingin punya pacar, yang pandai bermain gitar.
ku tak ingin punya pacar, yang gemar bikin memar, ku ingin punya pacar, yang berperilaku pintar.
ku tak ingin punya pacar, yang berperilaku kurang ajar. ku ingin punya pacar, yang pandai bersabar.
ku tak ingin punya pacar, yang bermata liar. ku ingin punya pacar, bermata seterang suar.
bila ku punya pacar, tapi mulutnya gemar mencecar, tangannya gemar main gampar, gemar berkata kasar, gemar bikin memar, perilakunya kurang ajar, dan bermata liar, dengan tegas ku bilang: BUBAR !!!
karena ku bukan perempuan yang bisa kau bayar, hanya untuk kau cecar dengan katakata kasar.
karena ku bukan perempuan yang bisa kau bayar, hanya untuk kau gampar hingga memar.
karena ku bukan perempuan yang bisa kau bayar, hanya untuk perilaku kurang ajar serta tatap mata liarmu.
dan, bila kau masih melanggar, ku bisa menjelma perempuan liar, yang sanggup membunuhmu dengan tatap mata nanar.
: duaaaarrr !!!
- 15 Juni 2009 -
ku tak ingin punya pacar, yang mulutnya gemar mencecar. ku ingin punya pacar, yang mulutnya pandai berkelakar.
ku tak ingin punya pacar, yang tangannya gemar main gampar. ku ingin punya pacar, yang tangannya pandai menggambar.
ku tak ingin punya pacar, yang gemar berkata kasar. ku ingin punya pacar, yang pandai bermain gitar.
ku tak ingin punya pacar, yang gemar bikin memar, ku ingin punya pacar, yang berperilaku pintar.
ku tak ingin punya pacar, yang berperilaku kurang ajar. ku ingin punya pacar, yang pandai bersabar.
ku tak ingin punya pacar, yang bermata liar. ku ingin punya pacar, bermata seterang suar.
bila ku punya pacar, tapi mulutnya gemar mencecar, tangannya gemar main gampar, gemar berkata kasar, gemar bikin memar, perilakunya kurang ajar, dan bermata liar, dengan tegas ku bilang: BUBAR !!!
karena ku bukan perempuan yang bisa kau bayar, hanya untuk kau cecar dengan katakata kasar.
karena ku bukan perempuan yang bisa kau bayar, hanya untuk kau gampar hingga memar.
karena ku bukan perempuan yang bisa kau bayar, hanya untuk perilaku kurang ajar serta tatap mata liarmu.
dan, bila kau masih melanggar, ku bisa menjelma perempuan liar, yang sanggup membunuhmu dengan tatap mata nanar.
: duaaaarrr !!!
- 15 Juni 2009 -
ku tak ingin (1)
ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku benci, hanya ingin sendiri. ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku lesbi, hanya terlalu banyak luka di hati.
ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku benci, tak ada yang paham diri dan hati. ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku lesbi, tak ada pengobat hati.
ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku benci, telah kuberikan segenap hati untuk mengerti tentang lain hati. ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku lesbi, telah lelah hati dikhianati sekian hati.
ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku benci, tolong jangan bertanya lagi tentang ini hati. ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku lesbi, hanya ingin ku miliki sahabat sejati untuk ini diri dan hati.
hanya ingin ku miliki sahabat hati. dan, itu bisa saja perempuan atau lelaki. dengan satu catatan: ia tak akan pernah menyakiti diri dan hatiku lagi.
- 15 Juni 2009 -
ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku benci, tak ada yang paham diri dan hati. ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku lesbi, tak ada pengobat hati.
ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku benci, telah kuberikan segenap hati untuk mengerti tentang lain hati. ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku lesbi, telah lelah hati dikhianati sekian hati.
ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku benci, tolong jangan bertanya lagi tentang ini hati. ku tak ingin hidup dengan lelaki, suatu hari nanti. bukan karena ku lesbi, hanya ingin ku miliki sahabat sejati untuk ini diri dan hati.
hanya ingin ku miliki sahabat hati. dan, itu bisa saja perempuan atau lelaki. dengan satu catatan: ia tak akan pernah menyakiti diri dan hatiku lagi.
- 15 Juni 2009 -
ah, lelaki bingung....
- kado ulang tahun untukmu -
masih tersimpan dalam benak, katakata yang telah mencibirku. pun masih tersimpan dalam benak tataptatap yang telah menusukku. seperti masih tersimpan segala kenang tentangmu.
segala kenang sempat beri linang dalam liang mata. segala kenang terbuang dalam jurang. segala kenang terentang dalam benang. segala kenang menghilang seiring denting gending meruncing setajam lembing. segala kenang menghilang seiring dentang genderang perang yang kau tabuh dalam tembang. segala kenang terkubur dalam palung yang enggan terulang.
langkah ini takkan berpaling dalam hidupmu kembali. hidup yang penuh renung dan menung. renung telah melinglung. menung telah membingung. hidupmu yang bingung. bingung yang tak pernah rampung. ah, lelaki bingung.... entah kapan kau rampung dalam bingungmu....
- 15 Juni 2009 -
masih tersimpan dalam benak, katakata yang telah mencibirku. pun masih tersimpan dalam benak tataptatap yang telah menusukku. seperti masih tersimpan segala kenang tentangmu.
segala kenang sempat beri linang dalam liang mata. segala kenang terbuang dalam jurang. segala kenang terentang dalam benang. segala kenang menghilang seiring denting gending meruncing setajam lembing. segala kenang menghilang seiring dentang genderang perang yang kau tabuh dalam tembang. segala kenang terkubur dalam palung yang enggan terulang.
langkah ini takkan berpaling dalam hidupmu kembali. hidup yang penuh renung dan menung. renung telah melinglung. menung telah membingung. hidupmu yang bingung. bingung yang tak pernah rampung. ah, lelaki bingung.... entah kapan kau rampung dalam bingungmu....
- 15 Juni 2009 -
gadis belia itu....
- kado untuk yunita fera rahmawati -
gerak selincah murai dengan rambut tergerai. kicau seriang gelatik dengan paras cantik. kesan pertamaku tentangmu.
waktu berjalan.... dan, aku tetap memandangmu di kejauhan.
ah, dirimu masih amat belia... masih ingin berkata pada dunia: "inilah gua!!!"
aku sering tersenyum, bahkan tergelak dalam hatiku melihat tingkah lucumu. mendengar celotehmu tentang makna hidup dalam pandang matamu.
ah, yunita fera....
hari ini kau makin dewasa.
tetaplah berada di jalan-Nya, bersyukur atas segala nikmat-Nya. tetaplah ceria mewarnai dunia. banggakan mama-papa dengan karya nyata. tebarlah kasih pada sesama, bukan hanya pada sang cinta. abadilah asmara bersama sang ksatria, jadilah putri manis untuknya.
satu pesan untukmu: terbanglah tinggi, menjadi diri sejati dengan hati seputih merpati, menebar kasih di muka bumi.
- 9 Juni 2009 -
gerak selincah murai dengan rambut tergerai. kicau seriang gelatik dengan paras cantik. kesan pertamaku tentangmu.
waktu berjalan.... dan, aku tetap memandangmu di kejauhan.
ah, dirimu masih amat belia... masih ingin berkata pada dunia: "inilah gua!!!"
aku sering tersenyum, bahkan tergelak dalam hatiku melihat tingkah lucumu. mendengar celotehmu tentang makna hidup dalam pandang matamu.
ah, yunita fera....
hari ini kau makin dewasa.
tetaplah berada di jalan-Nya, bersyukur atas segala nikmat-Nya. tetaplah ceria mewarnai dunia. banggakan mama-papa dengan karya nyata. tebarlah kasih pada sesama, bukan hanya pada sang cinta. abadilah asmara bersama sang ksatria, jadilah putri manis untuknya.
satu pesan untukmu: terbanglah tinggi, menjadi diri sejati dengan hati seputih merpati, menebar kasih di muka bumi.
- 9 Juni 2009 -
telah kumaafkan dirimu....
- untuk fauziah -
telah bermalam-malam ku tahan hati untuk tak bertanya. untuk tak mau tahu tentang urusan pribadimu. aku bukan wartawan infotainment yang gemar kejar urusan pribadimu. itu hakmu, aku tak ingin melanggar hakmu. telah bermalam-malam ku hormati hak tutup mulutmu.
sayang, kau juga lupakan hak orang lain untuk merasa nyaman. ku tanya dengan ramah, kuatir hatimu terjamah, yang ku dengar malah serapah. ku tanya dengan lembut, kuatir akan dirimu tersudut dalam kabut, yang ku dapat malah sangka tak patut.
ah, andai kau tahu betapa kuatir diriku padamu. ku tutup telinga dan mata atas sangka teman-teman yang lebih dulu mengenalmu.
ah, kuatirku ternyata tak berkenan di hatimu. aku tak pernah menyudutkanmu, seperti yang ada dalam kabut pikirmu.
aku masih mampu bersabar menghadapi sikapmu, diammu, sangkamu, seolah aku ini arca batu.
ah, sabarku masih ada, kala kau tak jawab setiap pesan dan panggilan. ah, sabar.. begitu hibur dalam hatiku.
hingga semalam, lelaki itu menudingku. tanpa ia pun tahu bagaimana hatiku, kuatirku, bahkan tingkah lakumu padaku. bertanya tentang arti teman, bertanya tentang hidup yang sempurna, bertanya tentang privasi.... aku masih bersabar dengan semuanya, sabar atas segala sangka penuh dusta....
ah, mana ada manusia yang sempurna di dunia. nabi pun juga tak sempurna. aku hanya manusia biasa yang tak pernah sempurna....
ah, telah ku maafkan tudingan kalian. telah ku maafkan pikiran buruk kalian. telah ku maafkan kata-kata kalian. telah ku maafkan perilaku kalian. telah ku maafkan, seperti pesan ibuku: "sayangi yang muda, hormati yang tua."
kalian tahu ???
ku sayangi kalian seperti adik-adikku, meski kalian tak menghormatiku dengan perilaku, pikiran, dan kata-kata buruk kalian....
ibarat lemparan gelas ke wajahku, telah ku maafkan semua kata dan perilaku kalian padaku....
satu hal ingin ku tanya:
akankah bekas luka itu mudah menghilang ???
- 9 Juni 2009 -
telah bermalam-malam ku tahan hati untuk tak bertanya. untuk tak mau tahu tentang urusan pribadimu. aku bukan wartawan infotainment yang gemar kejar urusan pribadimu. itu hakmu, aku tak ingin melanggar hakmu. telah bermalam-malam ku hormati hak tutup mulutmu.
sayang, kau juga lupakan hak orang lain untuk merasa nyaman. ku tanya dengan ramah, kuatir hatimu terjamah, yang ku dengar malah serapah. ku tanya dengan lembut, kuatir akan dirimu tersudut dalam kabut, yang ku dapat malah sangka tak patut.
ah, andai kau tahu betapa kuatir diriku padamu. ku tutup telinga dan mata atas sangka teman-teman yang lebih dulu mengenalmu.
ah, kuatirku ternyata tak berkenan di hatimu. aku tak pernah menyudutkanmu, seperti yang ada dalam kabut pikirmu.
aku masih mampu bersabar menghadapi sikapmu, diammu, sangkamu, seolah aku ini arca batu.
ah, sabarku masih ada, kala kau tak jawab setiap pesan dan panggilan. ah, sabar.. begitu hibur dalam hatiku.
hingga semalam, lelaki itu menudingku. tanpa ia pun tahu bagaimana hatiku, kuatirku, bahkan tingkah lakumu padaku. bertanya tentang arti teman, bertanya tentang hidup yang sempurna, bertanya tentang privasi.... aku masih bersabar dengan semuanya, sabar atas segala sangka penuh dusta....
ah, mana ada manusia yang sempurna di dunia. nabi pun juga tak sempurna. aku hanya manusia biasa yang tak pernah sempurna....
ah, telah ku maafkan tudingan kalian. telah ku maafkan pikiran buruk kalian. telah ku maafkan kata-kata kalian. telah ku maafkan perilaku kalian. telah ku maafkan, seperti pesan ibuku: "sayangi yang muda, hormati yang tua."
kalian tahu ???
ku sayangi kalian seperti adik-adikku, meski kalian tak menghormatiku dengan perilaku, pikiran, dan kata-kata buruk kalian....
ibarat lemparan gelas ke wajahku, telah ku maafkan semua kata dan perilaku kalian padaku....
satu hal ingin ku tanya:
akankah bekas luka itu mudah menghilang ???
- 9 Juni 2009 -
oh, privasi....
privasi, sangat ku tahu makna kata ini. bukan sekadar arti. telah ku jalani proses diri demi memahami ini dengan terjatuh ribuan kali, dan tetap ku dapat bangkit berdiri tanpa meratapi, apalagi memaki yang lain, hanya demi sebuah privasi...
privasi, ah.. kadang kau jadi salah arti jika tak tahu diri...
hidup itu tak pernah benar-benar sendiri, jika kau paham makna sebuah privasi...
privasi, privasi, privasi....
hanya demi privasi, kadang manusia lupa jika ia punya hati yang mudah tersakiti dengan sikap tak tahu diri... wajah kecut yang tak mengenakkan hati... mulut bisu yang tak mengenakkan diri... atau bahkan kata-kata setajam belati yang menikam ulu hati... inikah privasi ???
privasi, privasi, privasi...
hidup sungguh tak berarti, jika hanya kau yang minta dimengerti, tanpa paham arti diri yang lain... ibarat ukur baju sendiri di punggung yang lain... ah, privasi tanpa hati nurani.
privasi, privasi, privasi...
bagi yang tak mengerti, silakan pergi dari sini...
atau mati...
semalam, telah ku putuskan untuk pergi demi sebuah kata: privasi. aku tak akan pernah kembali... bukan ku tak peduli, ku tak ingin simpan nyeri di hati. telah cukup ku beri hati selama ini, telah cukup ku beri kasih selama ini... dan, yang ku terima hanya: tahi yang telah jadi daki.
- 9 Juni 2009 -
privasi, ah.. kadang kau jadi salah arti jika tak tahu diri...
hidup itu tak pernah benar-benar sendiri, jika kau paham makna sebuah privasi...
privasi, privasi, privasi....
hanya demi privasi, kadang manusia lupa jika ia punya hati yang mudah tersakiti dengan sikap tak tahu diri... wajah kecut yang tak mengenakkan hati... mulut bisu yang tak mengenakkan diri... atau bahkan kata-kata setajam belati yang menikam ulu hati... inikah privasi ???
privasi, privasi, privasi...
hidup sungguh tak berarti, jika hanya kau yang minta dimengerti, tanpa paham arti diri yang lain... ibarat ukur baju sendiri di punggung yang lain... ah, privasi tanpa hati nurani.
privasi, privasi, privasi...
bagi yang tak mengerti, silakan pergi dari sini...
atau mati...
semalam, telah ku putuskan untuk pergi demi sebuah kata: privasi. aku tak akan pernah kembali... bukan ku tak peduli, ku tak ingin simpan nyeri di hati. telah cukup ku beri hati selama ini, telah cukup ku beri kasih selama ini... dan, yang ku terima hanya: tahi yang telah jadi daki.
- 9 Juni 2009 -
kisah sepasang burung di dahan rambutan
- kado untuk yusup hudayat -
di taman, pagi ini. terdengar kicau burung murung. tak lama, datanglah si burung merdu, bertanya: "ada apa gerangan dirimu?"
burung murung itu, tak menjawab. diam. ia hanya ingin menghayati luka di kedua sayapnya. luka yang mencegahnya untuk kembali terbang ke awangawang.
burung merdu itu lantas berkicau, menghibur hati si burung murung. hingga ia tergerak untuk tergelak dalam kicau yang merdu pula.
sepasang burung berkicau merdu di atas dahan rambutan, bersahutan. hingga si burung merdu berkata: "marilah kita terbang ke taman lain. aku tahu taman yang lebih indah untuk kita bercengkerama."
si burung murung menjawab: "aku tak bisa, sayapku luka."
si burung merdu berkata: "ku nyanyikan lagu merdu untuk mengobati lukamu."
lagu itu merdu, burungburung lain pun berhenti sejenak. hanya sekadar menikmati lagu merdu. burung itu terus menyanyi hingga lupa diri, terbang tinggi, sendiri. meninggalkan seekor burung lain di dahan rambutan, burung murung. selalu menunggu burung merdu datang kembali, menyanyikan sebuah lagu rindu pelipur kalbu.
- terima kasih telah menyanyikan sebuah lagu dengan namaku sebagai judul, malam itu, beberapa tahun lalu, di hadapan para tamu, di tengah danau. dan, ini adalah kesan tentangmu -
- 9 Juni 2009 -
di taman, pagi ini. terdengar kicau burung murung. tak lama, datanglah si burung merdu, bertanya: "ada apa gerangan dirimu?"
burung murung itu, tak menjawab. diam. ia hanya ingin menghayati luka di kedua sayapnya. luka yang mencegahnya untuk kembali terbang ke awangawang.
burung merdu itu lantas berkicau, menghibur hati si burung murung. hingga ia tergerak untuk tergelak dalam kicau yang merdu pula.
sepasang burung berkicau merdu di atas dahan rambutan, bersahutan. hingga si burung merdu berkata: "marilah kita terbang ke taman lain. aku tahu taman yang lebih indah untuk kita bercengkerama."
si burung murung menjawab: "aku tak bisa, sayapku luka."
si burung merdu berkata: "ku nyanyikan lagu merdu untuk mengobati lukamu."
lagu itu merdu, burungburung lain pun berhenti sejenak. hanya sekadar menikmati lagu merdu. burung itu terus menyanyi hingga lupa diri, terbang tinggi, sendiri. meninggalkan seekor burung lain di dahan rambutan, burung murung. selalu menunggu burung merdu datang kembali, menyanyikan sebuah lagu rindu pelipur kalbu.
- terima kasih telah menyanyikan sebuah lagu dengan namaku sebagai judul, malam itu, beberapa tahun lalu, di hadapan para tamu, di tengah danau. dan, ini adalah kesan tentangmu -
- 9 Juni 2009 -
rindu semerah luka
rindu itu masih merah, semerah luka yang masih segar. rindu yang tak ingin lagi ku sentuh, pedih menyayat hati.
cinta itu masih biru, sebiru lebam yang masih baru. cinta yang tak ingin lagi ku sentuh, ngilu menusuk ulu.
sunyi itu telah menghitam, sehitam darah yang mengental pada luka lama. sunyi yang setia menemani, sunyi yang tak akan melukai hati.
ku hanya ingin bersama sunyi. hari ini, juga esok hari.
sunyi ini tak akan menyayat hati. sunyi itu tak akan menusuk ulu. sunyi yang tak akan melukai hati.
- 5 Juni 2009 -
cinta itu masih biru, sebiru lebam yang masih baru. cinta yang tak ingin lagi ku sentuh, ngilu menusuk ulu.
sunyi itu telah menghitam, sehitam darah yang mengental pada luka lama. sunyi yang setia menemani, sunyi yang tak akan melukai hati.
ku hanya ingin bersama sunyi. hari ini, juga esok hari.
sunyi ini tak akan menyayat hati. sunyi itu tak akan menusuk ulu. sunyi yang tak akan melukai hati.
- 5 Juni 2009 -
bahagia telah mati bersamamu
telah ku lupa tentang bahagia, ia telah pergi bersama dirimu. telah ku lupa tentang senyum dan tawa, ia pun telah pergi bersama dirimu.
hanya sang sunyi yang setia menemaniku. kelabu telah mewarnai hidup bersama sang waktu.
ah, bahagia telah ku lupa. seperti telah ku lupa tentang tawa.
ia telah terkubur dalamdalam bersama pergimu, cinta.
- 4 Juni 2009 -
hanya sang sunyi yang setia menemaniku. kelabu telah mewarnai hidup bersama sang waktu.
ah, bahagia telah ku lupa. seperti telah ku lupa tentang tawa.
ia telah terkubur dalamdalam bersama pergimu, cinta.
- 4 Juni 2009 -
tawa renyahmu di telingaku
kado untuk wawan sarudi
tawa renyah itu selalu ku rindu, seperti kemarau merindu rinai hujan.
suara bening itu selalu berdengung di telingaku, seperti riuh jengkerik di sunyi malam.
paras lugu itu telah diamdiam membelenggu mataku, seperti sekam yang menggunung dalam tungku.
ah, semua telah sirna. tanpa ku tahu mengapa. ah, dirimu perlahan telah membunuhku. ah, biarlah seisi dunia tahu. pergimu itu telah mengubah langit biru di atas kepalaku kembali kelabu. tepat di hari ulang tahunmu.
- 4 Juni 2009 -
tawa renyah itu selalu ku rindu, seperti kemarau merindu rinai hujan.
suara bening itu selalu berdengung di telingaku, seperti riuh jengkerik di sunyi malam.
paras lugu itu telah diamdiam membelenggu mataku, seperti sekam yang menggunung dalam tungku.
ah, semua telah sirna. tanpa ku tahu mengapa. ah, dirimu perlahan telah membunuhku. ah, biarlah seisi dunia tahu. pergimu itu telah mengubah langit biru di atas kepalaku kembali kelabu. tepat di hari ulang tahunmu.
- 4 Juni 2009 -
dasar setan !!!
ada setan di rumahku, yang gemar berteriak-teriak tanpa sebab dengan sejuta alibimu. entah apalagi maumu, kami telah lama bersabar hati melihat tingkah lakumu, yang makin lama makin tak menentu.
pagi ini adalah pagi kesekian kau merusak hariku, berteriak-teriak lagi pada ibuku. sementara ibuku telah banyak bersabar menghadapimu. ah, dasar setan belagu....
- 2 Juni 2009 -
pagi ini adalah pagi kesekian kau merusak hariku, berteriak-teriak lagi pada ibuku. sementara ibuku telah banyak bersabar menghadapimu. ah, dasar setan belagu....
- 2 Juni 2009 -
pesta semalam
dalam hingarbingar semalam, ku hanya mampu memandangimu dari kejauhan, melekat sosokmu dalam pekat. menjelang pagi, sisa hingarbingar masih melekat dalam ingat, lekat selekat kelam pada malam. menyisakan dingin pagi menusuk hingga ke sumsum tulang, seperti tatapmu yang menusuk hingga ke ujung jantung semalam.
mengapa kaki melangkah kembali ke kota ini, ketika hati telah enggan kembali. bayangan masa lalu yang masih meninggalkan nyeri. hinggarbinggar semalam pun tak sanggup menghapus nyeri. tatap-tatap lekat memandang asing, meski kalian tak pernah asing dalam ruang benakku. hingarbingar itu juga pernah jadi bagian hidupku.
ah, biarlah tatap-tatap lekat itu memandang lekat seolah perempuan laknat. ah, biarlah....
ku pergi bersama nyeri sekali lagi. ku akan hilang dalam diam di sela hinggarbingar. tempat ini mendadak asing bagi hati yang merindu kasih.
- 30 Mei 2009 -
mengapa kaki melangkah kembali ke kota ini, ketika hati telah enggan kembali. bayangan masa lalu yang masih meninggalkan nyeri. hinggarbinggar semalam pun tak sanggup menghapus nyeri. tatap-tatap lekat memandang asing, meski kalian tak pernah asing dalam ruang benakku. hingarbingar itu juga pernah jadi bagian hidupku.
ah, biarlah tatap-tatap lekat itu memandang lekat seolah perempuan laknat. ah, biarlah....
ku pergi bersama nyeri sekali lagi. ku akan hilang dalam diam di sela hinggarbingar. tempat ini mendadak asing bagi hati yang merindu kasih.
- 30 Mei 2009 -
Langganan:
Postingan (Atom)