: untuk Astu Prasidya
dulu,
aku hanya mampu memandangmu
tanpa tegur sapa
hanya pipi bersemu merah bicara
ketika pandang beradu
tanpa sengaja
kini,
kau begitu dekat
meski hanya gambarmu ku pandang lekat
tetapi leherku selalu tercekat
ketika hendak ku sampaikan sesuatu
yang telah lama melekat dalam jiwa
tentang kau
tentang aku
dan, semoga tentang kita
kini,
kita begitu dekat
ketika kau mampir menulis sesuatu,
kau melukis senyum di wajahku
kau menghapus gundah di hatiku
ketika aku mampir menulis sesuatu,
aku menulis dengan senyum di wajahku
aku menulis dengan segala rasaku
dan, kau tak pernah tahu itu
duh, aku ingin kau tahu
sebuah hati selalu menunggu hadirmu
sejak dua belas tahun lalu
dalam diam-diamku
kini,
semoga kau tahu
tentang aku
(9 Oktober 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar