kemarin ku jelajahi setiap sudut kota
setelah gempa sempat mengguncangmu
bukan hanya untuk seorang atau dua orang saja
kemarin ku jelajahi setiap sudut kota
karena aku manusia
punya rasa
mampu merasakan luka
bukan semata hura-hura
sembari menenteng kamera
pasang senyum manis di wajah
di antara reruntuhan bangunan
di antara tubuh-tubuh bergelimpangan
kemarin ku jelajahi setiap sudut kota
demi mereka,
anak-anak terpisah dari ayah bunda
atau jasad-jasad tertimbun dalam tanah
akibat bencana
datang tiba-tiba ketika senja menyapa
kemarin ku jelajahi setiap sudut kota
demi mereka,
menghapus airmata duka
meski mungkin hanya sementara
karena duka mereka
tak mungkin hilang begitu saja
kemarin kami jelajahi setiap sudut kota
tanpa kamera
karena mata kami adalah kamera
yang mampu memotret duka mereka
dengan sama rata
tanpa banyak tanya
karena bibir kami lebih suka bercerita
untuk anak-anak yang kehilangan ayah bunda
berharap senyum kembali
tersungging di bibir mungil mereka
tanpa banyak perintah
karena tangan kami lebih suka bekerja
membantu memandikan jasad-jasad tanpa nama
sebelum diambil kembali keluarga mereka
kemarin kami jelajahi setiap sudut kota
karena kami manusia
punya rasa
mampu merasakan luka
akibat bencana
datang tiba-tiba ketika senja menyapa
kemarin kami jelajahi setiap sudut kota
membantu kalian
semampu kami bisa lakukan
dan kami tak perlu tanda jasa
atau sanjung puja
karena yang kami ingin sederhana saja
melihat senyum kembali
tersungging dari bibir-bibir kalian
dan itu telah memberi damai
di hati kami
sebelum akhirnya kami pergi
meninggalkan kalian menjalani hidup kembali
melukis pelangi di langit kalian kembali
(4 Oktober 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar