Selasa, 20 Oktober 2009

kau tak pernah sendiri

: untuk seorang adik lelaki



kau bilang, setiap sudut kota masih menyimpan memori manis tentangmu dan dia. setiap jeda waktu masih menyimpan kisah lugu tentangmu dan dia. pelukan eratnya di pinggang masih terasa hangat di punggungmu. celoteh manja dari bibirnya masih riang terngiang di telingamu. pun segala kisah tentang entah masih tersimpan rapi di benakmu. nyeri, katamu, mengingat semua itu.

aku tahu, kataku. lantas mengapa masih kau simpan dalam benakmu ? buang satu demi satu kenangan itu. biarlah hanya jadi sejarah masa lalumu. biarkan ia menguap bersama udara panas menyelimuti kota. tunggu saja, hujan sebentar lagi tiba, menghapus segala nyeri lalu. kau dan belahan sejatimu bisa kembali bermain hujan bersama, menyemai benih-benih cinta.

buang saja segala memori nyeri, buang saja segala kisah lalu. biarlah berlalu, serupa jingga senja berganti hitam malam. dan, hitam malam berganti hangat mentari pagi. jalani saja hari dengan pasti. percaya saja belahanmu telah menunggu, meski kau tak pernah tahu. percaya saja, kau dan belahan sejatimu telah disatukan dalam genggaman Sang Maha dan janji itu bukanlah dusta.

biarlah waktu berlalu, jelang bahagiamu. langkahlah kaki dengan segenap hati bersama sejuk embun pagi, bersama hangat mentari pagi. percaya saja, kau tak pernah sendiri.





(21 Oktober 2009)

Tidak ada komentar: