Jumat, 09 Oktober 2009

pelangi

aku terlahir sebagai pelangi
dalam darahku pun mengalir pelangi
sesuatu yang tak mungkin ku pungkiri
dan aku selalu menikmati pelangi

aku terlahir sebagai pelangi
dan kau tak perlu pahami
jika memang kau tak mengerti
karena dalam darahku mengalir pelangi

mataku sipit, serupa mata nenekku
meski kulitku sawo matang, serupa kulit kakekku

kadang, aku selembut ibuku
jika kau bersikap manis padaku
kadang, aku sekeras ayahku
jika kau bersikap tak senonoh padaku

aku terlahir sebagai pelangi
sesuatu yang tak mungkin ku pungkiri
karena darahku adalah pelangi
mengalir hingga ke setiap pembuluh nadi

dan aku selalu menikmati pelangi
ketika rinai berhenti menyapa bumi







(9 Oktober 2009)

Tidak ada komentar: