berbincang kembali denganmu
menelusuri kembali bising benakmu
menelusuri kembali sunyi hatimu
menghitung kembali detak jantungmu
kaulah itu, tempat bersemayamku, asal kejadianku
kaulah itu, karena aku adalah tulang rusukmu
dan, aku menjelma pelita penuntunmu dalam gelap
keluarlah dari gua gelapmu, Cinta
tataplah kembali dunia penuh warna serupa pelangi seusai rinai
dan, aku air mengalir dalam beku hatimu serupa salju
cairlah beku saljumu, Cinta
bersemilah kembali serupa musim semi seusai salju mencair
dan, aku menjelma lumut menumbuhi bebatuan hitam keras
lunaklah kembali hatimu, Cinta
sungguh, hatimu serupa taman bunga yang indah
di mana lumut tumbuh sebagai pembuka
kelak, aku akan padam jika telah habis waktuku
aku tak peduli, asal kau telah kembali mewarnai duniamu yang indah
kelak, aku akan menguap ke angkasa jika telah tiba saatnya
aku tak peduli, asal salju di hatimu telah mencair menjelma musim semi yang indah
kelak, aku akan tergantikan bunga-bunga indah membuat hatimu menyerah
aku tak peduli, asal hatimu telah menjelma taman bunga aneka warna
dan, aku akan tetap ada untukmu
menjelma apa pun kau mau
mewujud apa pun kau perlu
untuk menemanimu
untuk mengasihimu
untuk menyayangimu
selamanya
seperti udara dalam setiap hembus nafasmu
seperti air dalam setiap tetes darahmu
seperti detak dalam jantungmu
- 5 Agustus 2009 -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar