pelangi itu tak terlukis lagi dalam bening matamu. kau selalu menghapusnya kembali, meski tak lelah ku melukisnya dengan bias airmataku.
terbanglah sebebas kau mau ke ujung-ujung gunung pencakar langit membiru. menjelajahi rimbun-rimbun hutan perawan seperti telah lama kau angan. menyusuri sungai-sungai mengalir seperti jiwamu tak henti berdesir. menapaki gua-gua penuh gema seperti gema cinta dalam jiwamu. lukislah pelangi abadi dalam jiwa sepimu seperti kau mau.
dan, aku tetap di sini, tak lelah ku lukis pelangi dalam jiwa-jiwa sepi yang merindui.
dan, aku tetap di sini, tak lelah ku lukis pelangi dalam mata-mata jeli yang mengingini.
dan, aku tetap di sini, tak lelah ku lukis pelangi hingga Sang Pelukis melukis pelangi abadi dalam diri suatu hari nanti.
- 14 Agustus 2009 -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar