: untuk Faizun Qomar
ketika ku murung
kau datang menghiburku
dengan tawa berkarung-karung
perkenalan singkat
dan, di urat syarafku dirimu melekat
serupa lengket permen dan kopi pekat
yang membuatku terjaga di setiap malamku
menemaniku menekuni literatur demi literatur
demi sebuah disertasi
dan, ketika sebuah kisah tak berjalan mulus
kau tetap setia datang mengendus
menghapus airmata yang masih menggerus
pun hidungku yang masih beringus
siang itu,
kau membiarkanku marah di hadapanmu
membiarkanku menangis di hadapanmu
menjawab setiap tanyaku dengan sabarmu
dan, mendengar celotehku dengan setiamu
ah, kau membuatku serupa kanak-kanak di hadapanmu
kita adalah kita
berjalan di jalur berbeda, akhirnya
kau berlayar di atas samuderamu
dan, aku tetap di dalam telagaku
meski berbeda jalan, kau masih ada di sana
setia menemaniku
memahami makna dewasa
memahami makna resah
belajar berharap langit esok akan kembali cerah
tahukah kau ?
doa di setiap malamku
memintamu menjadi sahabat duniaku
dan, kelak menjadi sahabat surgaku
hanya pada-Mu
(Mas Faiz, terima kasih telah membiarkanku menjadi kanak-kanak di hadapanmu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar