janji bertemu denganmu
di kantin sekolahku
menikmati makan siang
yang lengang di sudut ruang
segelas iced lemon tea
mungkin jadi pelepas dahaga
dan pereda degup di dada
lidahmu mengeja kata
membuka segala dusta
tentang kita,
bahwa kau tidak lagi setia
pada janji kita di depan altar
bibirmu mengeja petir
muntah segala getir
tentang dia,
yang kau pilih sebagai selir
pada janji kita yang berakhir
dan, aku pun melengang pergi
meninggalkanmu sendiri
tanpa basabasi
punggungku telah menjawabmu
serupa sepotong roti
dengan sebilah belati
menusuk ulu hati
ketika mentari kian meninggi
(13 Desember 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar