Senin, 14 Desember 2009

elegi sahabat, pada sebuah pagi

aku datang padamu, sahabatku. setelah musibah itu menimpamu. dan, melihatmu terpekur di balik kelambu.

kau bilang, sedang berkawan sepi. mengukur batas hati. tak ingin lagi bermimpi. bila mimpi hanya duri menusuki hati. ah, ingin pergi menuju matahari. biarlah terik membakar segala diri dalam sepi.

aku melihatmu, memandang tanah lapang dari balik jendela. memandang daradara bergerombol dan beterbangan.

kau bilang, ah, mereka begitu bebas. sayapku telah patah. aku tak lagi bisa terbang sebebas mereka. aku hanya bisa meringkuk di balik jendela dengan sisasisa airmata.

aku bilang, hapus airmatamu. keluarlah dari balik kelambu. sayap barumu akan tumbuh. tak perlu lagi mengeluh. tak perlu lagi mengaduh. tentang seorang pejantan angkuh, yang telah membuang jenuh di antara nikmat lenguh.

aku bilang, kubur masa lalu itu. di bawah hitam batubatu. kembali menjadi karang. atau kembali terbang membangun mimpimu, yang sempat tertunda. ketika kau lengah pada langkah yang salah. dan, bila kau masih gemar membantah. atau hendak mengulang salah. atau tak hendak mengubah langkah. maafkan aku, sahabatku.

aku bilang, terserah !!!



(14 Desember 2009)

Tidak ada komentar: