Sabtu, 20 November 2010

izinkan saya istirah

: untuk kalian, yang enggan berubah



terlalu banyak angka harus diingat. dari nomor-nomor selular tanpa nama, yang diam-diam memenuhi kotak pesan. terlalu banyak aksara harus dibaca. pada lembar-lembar kertas tugas, yang kadang sama serupa tanda malas membaca. terlalu banyak rasa harus dijaga. dalam palung terdalam, yang tak mudah terbaca mata. terlalu banyak simpul harus diurai. dalam perjalanan hidup, yang kadang tak terduga hingga harus mengelus dada.

terlalu banyak. terlalu banyak. terlalu banyak. kejutan yang kalian berikan pada saya. hingga saya hilang kata. kejutan dari kalian benar-benar mengejutkan. kejutan dari kalian, remaja belia yang masih gemar hura-hura. dari kalian, remaja belia yang tak pandai menghargai masa muda.

ah, sepertinya kalian lupa lirik lagu yang pernah diajarkan semasa kanak-kanak dulu. kalian lupa pesan orangtua. kalian lupa menghormati guru. kalian lupa menyayangi teman. kalian lupa, sebab kalian merasa telah dewasa. sekadar merasa dewasa. sebab dewasa bukan sekadar masalah usia, melainkan matang jiwa dan pikiran. sebab dewasa bukan sekadar keberanian semata, melainkan tanggung jawab di atasnya.

ah, saya menyerah. benar-benar menyerah. pada segala tingkah kalian. sebab ruang hati saya telah menjelma remah di ujung jari kalian. juga di ujung lidah kalian. selanjutnya, terserah kalian saja.

izinkan saya istirah. sebab saya tak ingin berserapah atas segala tingkah kalian. sebab saya ingin tetap berada di jalan doa. mengalir bersama cinta dan sayang lewat setiap pesan, yang tak pernah kalian dengar. izinkan saya istirah. sebab saya sungguh lelah menuntun kalian. sedang kalian enggan tetirah, enggan berpindah meski selangkah. izinkan saya istirah. sebab saya benar-benar menyerah.



(13 November 2010)

Tidak ada komentar: