Jumat, 12 November 2010

balada pohon di tepi jalan

ia tumbuh sendiri
di tepi jalan sunyi
tinggi sekali,
hingga angin gemar menjamahnya
rindang sekali,
hingga banyak yang datang
sekadar berteduh bila terik melanda

ia tumbuh
dan terus tumbuh
meski tubuhnya tertusuk paku
meski pori-pori terlabur lem-lem bau
demi menempel selebaran-selebaran itu

ia tumbuh
dan terus tumbuh
meski kakinya tersiram kencing anjing
atau lelaki-lelaki mabuk
yang terduduk di pangkuannya

ia tumbuh
dan terus tumbuh
dalam diam,
meski banyak janji dibuat dalam dekapan
pun diingkari diam-diam

ia tumbuh
dan terus tumbuh
hingga kaki-kakinya merapuh
dan tak lagi sanggup menopang tubuh





(29 September 2010)

Tidak ada komentar: