bila kau pikir aku tulis puisi cinta untukmu, kau keliru. ku tulis bait-bait hati di antara dentum perkusi untuk dia, sang jantung hati.
dia, lelaki yang selalu mengukir senyum di setiap mendungku. dia, lelaki yang selalu melukis tawa di setiap dukaku. dia, lelaki yang selalu tulus hatinya. dan bukan sepertimu, lelaki yang selalu bulus otaknya.
bila kau pikir aku tulis puisi cinta untukmu, kau keliru. ku tulis senandung jiwa di antara dawai biola untuk dia, sang pujangga cinta.
dia, lelaki bersahaja, meski tak bergelar sarjana. dia tak pernah dusta tentang rasa. bukan sepertimu, lelaki dengan berjuta gula-gula di ujung lidah bercabangmu.
bila kau pikir aku tulis puisi cinta untukmu, kau keliru. ku tulis ini untuk dia, sang belahan jiwa.
(22 November 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar