Senin, 08 Maret 2010

sang kuda pengelana

biarlah jemari angin
membelai batang-batang rambut yang kian dingin
sebab hanya pada sang angin
batang-batang rambutku mampu sampaikan ingin

biarlah butir-butir pasir
menjilati pori-pori kaki yang kian nyinyir
sebab hanya pada butir-butir pasir
pori-pori kakiku mampu sampaikan desir

biarlah aku berlari bebas
pun tanpa batas
sebab aku terlahir sebagai kuda
liar, tanpa sadel dan pelana
hingga kau tidak bisa menunggang begitu rupa

bila kau mau, kau boleh berlari bersamaku
atau sekadar membelai punggungku,
yang begitu tegap dan gagah
pun sekadar membelai suraiku,
yang berkilau dan indah
kecuali satu, kau tidak bisa mengikat sadel dan pelana padaku

sebab aku bukanlah kuda tunggang,
yang akan pulang bila senja datang

sebab aku terlahir sebagai pengelana sabana
pun penjelajah padang-padang stepa,
yang selalu setia menungguku datang, sang kuda pengelana



(7 Maret 2010)

Tidak ada komentar: