Kamis, 11 Maret 2010

sampah, enyah !!!

pada sebuah sudut dunia, yang berjuluk surga katulistiwa. makin banyak manusia menjelma dewa. terlalu sibuk mencatat dosa-dosa sesama. hingga alpa pada dosa-dosa, yang tersimpan pada punggung sendiri. tangan dan kaki sibuk berbuat anarki. mulut sibuk melempar caci maki. pun pembelaan diri, yang tanpa arti. lantas di mana nurani, yang kata kalian dijunjung tinggi ?

kalian sebut diri sebagai kaum cerdik pandai dan berpegang pada religi. sayang, mulut kalian penuh aroma bangkai. sedang otak kalian tersimpan dalam tungkai. ah, kau hanya cerdik menggelitik. pun mengusik mereka, yang telah melangkah berisik sejak pagi buta. demi mulut dan perut keluarga di rumah. ah, kau hanya pandai mengakali mereka yang lugu. dengan segala ilmu yang kalian pelajari dari sekolah tinggi. ah, kalian hanya bersembunyi di balik kedok religi. demi mendapat sebutan sebagai titisan nabi.

kalian sebut diri sebagai agent of change. iya, kalian memang pantas mendapat sebutan itu. ketika kalian ubah nurani jadi anarki. kalian berantas korupsi dengan mencuri di rumah sendiri. kalian bilang sebagai manusia bermoral. sayang, tingkah laku kalian bebal. lantas apa beda kalian dengan mereka, yang sering kalian teriaki di depan gedung tinggi ?

TAK ADA SAMA SEKALI.

argh !!! kalian ini hanya setumpuk sampah, yang masih mengharap rupiah dari rumah. rupiah kiriman orangtua, yang telah bekerja tak kenal lelah. ah, kalian ini hanya setumpuk sampah, yang terserak di halaman rumah. lebih baik kalian segera enyah dari pandang mataku. atau kelak kulebur kalian pada tungku apiku, yang rindu kalian: sampah-sampah terserak di penjuru halaman rumah.



(10 Maret 2010)