pernah suatu hari seorang petani
datang menebar benih-benih mimpi
di ladang milikku, yang telah lama sunyi.
dengan tekun ia kunjungi,
menyirami serupa embun di embun kala pagi
menyinari serupa mentari di siang hari
menghembus sejuk serupa angin senja hari
dengan tekun ia kunjungi,
hingga pada suatu pagi ia lupa diri
dan menebar garam di sebuah lubang pori,
yang pernah tertusuk ujung belati.
dan tanpa disadari,
bunga-bunga mimpi mulai mati.
satu demi satu, setiap pagi.
dan ladang milikku, kembali sunyi.
(26 Desember 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar