Jumat, 31 Desember 2010

dalam langkah-langkah kecil kakiku

hari ini, seluruh negeri sedang berpuisi. puisi-puisi tentang ibu sedang berlari di seluruh negeri. di layar televisi. di koran pagi. di siaran radio. di sepanjang jalan. di baliho-baliho iklan. juga di catatan-catatan facebook. ya, seluruh negeri sedang mempestakan ibu. mengenang jasa-jasa ibu. mendoakan ibu dalam bait-bait puisi.

hari ini, aku melihat seluruh negeri sedang merayakan melankoli. ya, hanya melihat. sebab aku tak ingin terlibat. apalagi hanya untuk hari ini. mengenang jasa-jasa ibu hari ini. sedang esok melupakannya. mendoakan ibu dalam bait-bait puisi hari ini. sedang esok menyumpahinya. mempestakan ibu hari ini. sedang esok meninggalkannya dalam sendiri. maaf, aku tidak ingin terbawa melankoli hari ini.

hari ini, aku memilih jauh dari pelukan ibu. melangkahkan kaki demi membangun mimpi. mimpi untuk memberi senyum pada ibu. memenuhi segala doa ibu dalam setiap nafasnya. membayar semua lelah karena mengandungku, meski aku tidak pernah mampu. membayar semua sakit karena melahirkanku, meski aku tidak akan sanggup. membayar semua tetes darah dan keringat karena membesarkanku, meski aku tidak pernah bisa melunasi.

hari ini, aku memilih berjalan dalam sepi. membangun mimpi untuk memberi senyum pada ibu, meski dengan caraku sendiri. membangun mimpi yang telah kupilih sendiri, meski banyak mulut meludahi punggungku. membangun mimpi yang telah kupilih sendiri, meski banyak mata menatapku hina. sebab aku terlahir sebagai perempuan di negeri ini. biarlah, sebab aku telah begitu tuli atas segala caci-maki atau sanjung puji. sebab hanya doa ibu yang terdengar sampai di telinga hati. dan langkah-langkah kecil kakiku yang selalu mengamini doa ibu setiap hari.




(22 Desember 2010)

Tidak ada komentar: