hujan pecah di atap rumah
menunggu entah.
sssttt…
dengarkan ia mengetuk jendela
satu-satu dalam irama merdu
menghapus jelaga
pada kelabu rambutmu.
hujan berteriak di beranda
mengirim luka.
sssttt…
dengarkan ia membakar marah
diam-diam dalam pejam
menghitung lelah
pada matamu menghitam
(11 Februari 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar