Sabtu, 05 Februari 2011

lingkaran

pada perjalanan lalu, aku berjalan pada sebuah jalur melingkar. pada sebuah lingkaran. dan pada setiap lingkaran itu langkah-langkah nafas menjelma nyawa. aku harus terus berjalan, meski kadang kerikil dan batu mencumbu ujung kaki. aku harus terus berjalan, meski kadang beling dan duri menciumi telapak kaki. sebab aku harus menuntaskan perjalananku. mencari ujung lingkaran, yang tak pernah kutemu.

perjalanan hari ini, aku masih saja mencari ujung lingkaran di ujung kaki. kerikil dan batu masih saja setia mencumbu. pun beling dan duri masih gemar menciumi. aku harus tetap berjalan sembari menahan nyeri yang setia. meski terkadang sungai kecil mengalir diam ketika malam menyapa. sering aku bertanya pada kerikil dan batu. pun bertanya pada beling dan duri, mengapa kalian begitu setia mengikuti langkah-langkah kakiku? menunggu sia-sia. tanya tanpa jawab. hingga sebuah suara menyapa dalam gelap, tak perlu mengeluh sebab mereka adalah bagian perjalananmu. bila kau ingin mereka pergi dari jalur perjalananmu, kau harus mencuci darahmu dengan air yang kau temu pada perjalanan ini.

perjalanan hari ini, aku bertemu dengan air di telaga matamu. jernih, sebab ia bersumber dari hati yang bening. setiap pagi, aku meneguk air di telaga matamu. air yang mungkin bisa mencuci darahku. setiap malam, aku membasuh tubuh dengan air di telaga matamu. air yang mungkin bisa menghapus segala nyeriku. hingga suatu pagi, tak lagi kurasa nyeri, meski kerikil dan batu kadang masih teronggok di jalur perjalananku. pun beling dan duri yang masih setia menemani langkah-langkah kaki. sebab air di telaga matamu lebih menenangkan dari segala kerikil dan batu. pun segala beling dan duri.

perjalanan hari ini, biarkan aku tinggal dalam air di telaga matamu. biarlah air di telaga itu mencuci darah di sekujur tubuhku. sebab air di telagamu adalah penghapus nyeri dalam perjalananku. sembari berharap tak akan lagi kutemu segala batu dan kerikil pada perjalanan esok pagi. sembari berharap tak akan lagi kutemu segala beling dan duri pada lingkaran yang lain. pada lingkaran yang akan datang.

perjalanan hari ini, biarkan aku tinggal dalam air di telagamu. sebab di dalamnya segala nyeriku sirna. sebab di mataku, air itu selalu lebih kental dibanding darah. biarkan tubuhku tenggelam dalam air telagamu. pun jangan pernah memintaku pulang pada jejak darahku.




(29 Januari 2011)

Tidak ada komentar: