(1)
pedang lidahmu
masih saja terus mengunyah
hati yang telah meremah,
menggenang darah.
(2)
oh, inikah buah cinta
yang pernah kau pinta
ketika senja bergantung
di ujung rambut kita?
(3)
biarkan langkah-langkah ini
terus menemu sunyi,
memunguti damai
pada kuncup-kuncup melati.
(28 Januari 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar