Jumat, 20 Februari 2009

tuturmu, semalam

untuk bram seto


ketika hati tlah seputih kapas
seringan bulu angsa

apalagi yang kau cari, hai cinta?
seperti semalam, waktu kau bersabda:

cinta yang kita punya tlah lama bertahta
meski hanya dalam sukma

maka biarlah ia menemukan jalan
dalam renjana keabadian

sekarang, kita di sini
berbicara pada hati
jujur pada nurani

tentang sebuah hati

"terbanglah bebas ke angkasa luas
biarlah angin menghembus
membawamu lukamu
bersamaku kupukupuku"

sujudku padaMU
tlah mengirimmu
lelaki lugu serupa biksu
yang tak pandai merayu apalagi bercumbu
yang memperlakukanku serupa ratu
tanpa peduli pada masa lalu kelu
mengajarku laku baru tanpa ragu

"1000 hari lalu,
aku serupa dirimu layu dalam ragu

1000 hari tlah berlalu
aku ingin menuntunmu
dalam hidup serupa lumut
yang mampu menghancurkan batu
dalam waktu

aku ingin menuntunmu
dalam hidup serupa semut
yang mampu menghancurkan gunung
dalam waktu"

biarlah waktu
mengendapkan embun dalam kalbu
dekat erat
mengerat sang keparat
lumatlumat
dalam jerat sidat

"puanku, kau serupa ibu
yang mengajarku
laku dalam waktu"

dan, kau serupa biksu
lugu mengajarku
terbang serupa kupukupu
menungguku dalam waktu
mengajarku laku
tanpa palsu tanpa ragu
hingga akhir waktu

Tidak ada komentar: