Kamis, 19 Februari 2009

biru rindu

untuk bram seto



kemarin, datang seorang lelaki
suatu pagi
di bawah terik mentari

berbicara padaku
tentang hidup
hidupmu hidupku

ternyata, kita dibesarkan dengan sama
di antara kerasnya ayah
nelangsanya bunda
dan, kita tumbuh di antara lompatanlompatan karang

kini kita jumpa, telah dewasa
ada renjana dalam sukma

"1000 hari lalu,
ku nikmati rautmu
dalam bisu
indah bersahaja"

"1000 hari berlalu,
ku nikmati rautmu
dalam riuh
bertanya ini itu
sembari menggenggam jemarimu
selayak bocah
rindu pada rayu"

katakatamu:
"hatiku ada padamu
seperti katakataku lalu
sayang, tidak ragaku
masih ada bundaramaku
menunggu baktiku,
maafkan aku"

kelu
rindu
dalam kalbu

"berjalanlah lurus, tinggalkan aku
hatiku masih sekeras batu
kokoh laksana karang
meski ombak menerjang
ku akan menjagamu dari jauh
membantumu kala kau terjatuh
hanya itu, kulakukan untukmu
untuk sebuah cinta biru"

berpisah kita, setelahnya

kau lanjutkan lakumu
ku lanjutkan lakuku

kau menjelma biksu
dalam biru rindu
ku menjelma kupukupu ungu
terbang mengitarimu
hingga merapuh sayapku

dan, tersimpan rindu dalam kelu
tanpa ragu
ku tunggu
waktu luruhku
di antara batubatu

Tidak ada komentar: