Rabu, 15 Juni 2011

gigil

pada sebuah lubang, aku bertanya. tentangmu dan tentang Tuhanmu, yang selalu kau sapa lima kali dalam sehari. tentang Tuhanmu, yang kau sembah hingga jidatmu menghitam. tentang Tuhanmu, yang pada-Nya setiap doamu kau tujukan. tentang Tuhanmu, yang mengajarkanmu untuk tidak mengurangi timbangan.

pada sebuah lubang, aku bertanya. tentangmu, yang lupa pada Tuhanmu. tentangmu, yang mengurangi timbangan. tentangmu, yang menggores luka di dinding-dinding hatiku. tentangmu, yang pahit lidah dalam wujud setangkai kembang gula.

pada sebuah lubang, akhirnya aku terdiam. tanpa tanya. sebab luka-luka itu telah menjelma jawab atas segala tanya tentangmu. tentangmu, yang menurutmu telah berjalan lurus. tentangmu, yang telah mengirim gigil ke seluruh aliran darahku.

aku diam. menyimpan kembali pistol itu di bawah bantal tidurku. dan mengurungkan segala niatku membunuhmu.

dalam gigil, aku meredam marahku. kembali menyusuri jalan sunyi. sendiri.




(13 Juni 2011)


Tidak ada komentar: