Sabtu, 05 Maret 2011

bukan. kau bukan.

kau bukan matahari,
yang menyinari
sejak aku tumbuh di bumi.

bukan. kau bukan
matahari. sayang, lidahmu
setajam belati.

kau bukan pula rembulan,
yang menemani
aku membunuh sepi.

bukan. kau bukan
rembulan. sayang, benakmu
sekelam malam.

jalan, terus berjalan.
biarkan.
sebab bagiku,
kau hanya pedagang lidah
pun ludah dengan harga murah.









(4 Maret 2011)

Tidak ada komentar: