Ketika ternyata...
Perjalanan lalu memberiku sebuah ketakutan lain...
aku hanya mampu terduduk
di sudut sunyi dalam hati
Ketakutan itu terjawab,
menyisakan tanya
menyisakan putus asa
Ketakutan yang membuatku
termangu
ragu
layu
bahwa ku tak mampu
mewujudkan mimpi Ibu
sebelum nafas keluar dari tubuhku
bahwa ku sangsi
mampu menjadi anak berbakti
sebelum ku mati
Ketakutan, yang telah memberiku luka baru
luka yang mungkin tak akan pernah menutup lagi
Ketakutan, yang telah membuatku
kembali pada dosa yang pernah ingin ku tinggalkan
dosa yang membuahkan kepedihan di hati Ibu
dosa yang bukan keinginanku
ketika ku berjanji di bawah kaki Ibu
"aku akan kembali berjalan dengan kepala tegak, Ibu.
meski mereka tak henti memandang hina padaku.
Karena Tuhan tak pernah tidur, seperti katamu."
ketika kini, mereka masih memandangku hina
aku pun bertanya: untuk apa aku berusaha mengubah pandangan mereka tentangku.
biar saja, apa pun pendapat mereka.
ketika akhirnya, aku lakukan dosa yang sama lagi.
akibat pandangan hina itu tak pernah sirna...
pagi ini, ku bersimpuh di kakiMU
dengan airmata penyesalanku
mengharap ampunanMU
untuk kesekian....
sekaligus, ingin ku sampaikan keberatanku padaMU: apa salahku, Tuhan???
mengapa KAU tak pernah berhenti
bermain bola dengan hatiku?
Apakah karena KAU begitu mencintaiku begitu rupa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar