Sabtu, 12 November 2011

bukan kisah Jocasta dan Oedipus




Oleh: Ririe Rengganis


aku bukan Jocasta yang menikah dengan Laius, ayahmu. kau bukan pula Oedipus yang terlahir dari rahimku. lantas mengapa sekat itu masih saja kau buat? sedang aku berkali telah melipat sekat itu dan menyimpannya di bawah ranjangku.

biarkan aku menjelma Medusa dengan ribuan ular di kepalaku.

biarkan aku jadi penggoda bagi pertapa yang begitu taat sepertimu.

biarkan aku jadi bunga di antara pucuk-pucuk cemara yang menghijau di matamu.

biarkan aku seperti purnama malam ini, yang tertelan pesonamu.

biarkan saja sekat itu tetap terlipat di bawah ranjang. sebab aku bukan Jocasta yang menikah dengan Laius, ayahmu. sebab kau bukan pula Oedipus yang terlahir dari rahimku.

biarkan aku mengucap selamat malam padamu dan mengecup keningmu sebelum kau jatuh tertidur.

biarkan aku jadi embun yang membasuh lelah semalam dan mengantar harimu menuju senja.

biarkan aku jadi senja yang menemanimu bercanda di beranda dan menunggu malam menidurkan kita.

sebab kau bukan Oedipus yang terlahir dari rahimku dan aku bukan Jocasta, ibumu. biarkan sekat itu tetap terlipat di bawah ranjang. mari melewati hari serupa nafas, yang menghidupi raga. mari melewati hari serupa doa, yang menghidupi jiwa.

mari menghitung mentari setiap pagi, hingga waktu itu tiba.

mari  melewati setiap senja, hingga batas itu bukan lagi batas.

mari menikmati malam dalam kidung-kidung syahdu, hingga satu tertemukan.

sebab aku bukan Jocasta, ibumu dan kau bukan Oedipus, yang terlahir dari rahimku. sebab kau lebih menawan dibanding purnama, yang tenggelam di langit semalam.



(11 November 2011)

Tidak ada komentar: