Minggu, 07 Agustus 2011

Surat untuk Vyta

Aku pahami ketakutanmu. Sebab aku pernah merasakan ketakutan itu. Melintas di depan rumahnya, meski itu tanpa sengaja dalam sebuah bus kota. Degup jantung berlarian tanpa jeda. Memandang fotonya tanpa sengaja ketika membuka berkas-berkas lama, masih saja menyisakan perih luka yang sama.

Aku pahami ketakutanmu. Sebab aku pun belum mampu berdamai dengan ketakutanku. Ketakutan yang telah mengirimku pada jurang terdalam. Ketakutan yang telah membuatku jadi pendosa tak terampuni di mata kalian, manusia. Ketakutan yang telah membuatku enggan kembali ke kota itu, meski masih ada janji yang harus dilunasi.

Aku pahami ketakutanmu. Sebab aku pun masih menyimpan ketakutan itu pada bagian terdalam diriku. Ia pun enggan keluar dari ruang gelapnya. Melekat pada setiap pori dindingnya.

Aku pahami ketakutanmu, sungguh. Izinkan aku memelukmu. Meleburkan segala ketakutan kita. Mengubahnya menjadi sebuah keberanian untuk kembali berjalan di atas dunia yang tak pernah bersahabat pada kita.




(7 Agustus 2011)


Tidak ada komentar: