"dasar jalang!!!"
begitu umpat seorang wanita
suatu pagi dengan suara lantang.
ku jawab dengan suara tenang:
"elu ngajak perang???
gue lajang, bukan jalang!!!
suami elu yang mata keranjang
punya anak segudang masih ngaku lajang.
suami elu yang mata keranjang
gemar jadi bayang-bayang
para dayang-dayang di atas ranjang.
suami elu yang mata keranjang
gemar memburu lajang
yang masih suka main layang-layang
di tanah lapang.
suami elu yang mata keranjang
mentang-mentang punya uang
lantas bisa anggap gue jalang.
sorry, gue lajang bukan jalang
yang bisa tergoda dengan uang segudang.
sorry, gue lajang
meski elu anggap gue jalang
gue pantang ganggu suami orang.
sorry, gue lajang
elu yang jalang.
permisi, gue lajang
yang ga tertarik perang
dengan jalang yang punya suami pecundang."
gue, lajang melenggang tenang
meninggalkan jalang yang perang dengan pecundang.
ke mana gerangan sang lajang?
hilang dalam ruang
terbang ke awang-awang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar